PMI manufaktur Indonesia tercatat ekspansif dalam dua bulan pertama tahun ini di tengah maraknya penutupan pabrik dan PHK massal. Apa yang sebenarnya terjadi?
Februari 2025 menyaksikan peningkatan PMI manufaktur Indonesia meskipun diiringi oleh peningkatan PHK, khususnya di sektor tekstil dan elektronik, menunjukkan kontradiksi.
Indeks PMI manufaktur Indonesia naik dari 49,2 pada Oktober menjadi 49,6 pada November, tetapi masih berada di bawah 50 atau masuk fase kontraksi selama 5 bulan berturut-turut.
"Ekonomi global sedang tidak menentu. Tapi dari hitungan kami, sektor manufaktur tumbuh cukup baik, mungkin ada beberapa yang tertekan," kata Wakil Menteri Perindustrian Faisol Riza.
PMI Manufaktur Indonesia tetap stagnan selama bulan Oktober 2024 di angka 49,2, menunjukkan kondisi industri yang terpuruk, serta mengungkap daya beli masyarakat yang masih lemah.
Lembaga Pemeringkat S&P Global mencatat Purchasing Manager’s Index atau PMI manufaktur Indonesia berada di zona kontraksi selama empat bulan berturut-turut.
Indeks Purchasing Manager's Index atau PMI diperkirakan baru kembali menembus angka 50 atau masuk kategori ekspansif pada akhir kuartal pertama tahun depan.