Sejarah mencatat, Indonesia pernah mencapai swasembada pangan pada 1984 tanpa food estate. Kala itu, Presiden Soeharto menggerakkan gotong royong petani di sentra-sentra produksi padi.
Asian Agri dan Apical memajukan industri sawit dengan fokus pada keberlanjutan yang mencakup pertumbuhan inklusif dan produksi bertanggung jawab, selaras dengan pembangunan berkelanjutan PBB.
Makan Bergizi Gratis dinilai bisa menjadi solusi atas tantangan petani mencari pasar. Selama ini beberapa kali viral petani membuang hasil panen karena permintaan turun dan harga murah.
Bapanas telah menunda dua program intervensi harga beras untuk menunjang harga gabah di tingkat petani, menjaga stabilitas pasokan dan kesejahteraan petani di tengah fluktuasi pasar.
Pemerintah Jakarta mengkaji kenaikan HET LPG subsidi 3 kg untuk mengatasi disparitas harga dengan daerah sekitarnya dan upaya mengatasi kelangkaan pasokan.
Perum Bulog mengantisipasi harga beras yang stabil selama Panen Raya Maret-April 2025, ditopang oleh permintaan tinggi pada Ramadan 2025 dan penyesuaian standar kualitas beras.
Bapanas memodifikasi standar kualitas gabah untuk meningkatkan penyerapan beras lokal, ditargetkan mengabsorpsi hingga 3 juta ton beras oleh Perum Bulog pada 2025.
BNI akan menyalurkan Kredit Usaha Rakyat alias KUR dan kredit BNI Wirausaha kepada petani tebu yang bermitra dengan PT Sinergi Gula Nusantara. Potensi pembiayaan ini Rp 1,17 triliun.