Mendag Masih Kaji Usulan Bulog untuk Impor Gula 200 Ribu Ton

Dimas Jarot Bayu
19 Februari 2020, 14:42
Mendag Masih Kaji Usulan Bulog untuk Impor Gula 200 Ribu Ton
Katadata/Arief Kamaludin
Ilustrasi gula
Button AI SummarizeBuat ringkasan dengan AI

Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog) mengusulkan untuk mengimpor gula kristal putih guna menstabilkan harga. Namun, Menteri Perdagangan Agus Suparmanto masih mengkaji usulan itu karena akan berdampak ke petani.

Mendag akan melibatkan para pemangku kepentingan untuk membahas usulan tersebut dalam rapat koordinasi terbatas (rakortas). “Sesuai rakortas ya kami keluarkan (izin impor)," kata Agus di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (19/2).

Kalapun diputuskan mengimpor 200 ribu ton, ia berharap kajian itu mempertimbangkan distribusi gula pasirnya supaya tepat sasaran. Tanpa kajian yang matang, ia khawatir impor gula dapat merusak harga.

Jika hal itu terjadi, maka petani lokal akan merugi. "Jangan sampai merusak petani kita. Harganya jangan terlalu murah. Terlalu mahal apa lagi," kata Agus.

(Baca: Harga Gula Terus Naik, Pemerintah Buka Keran Impor Pekan Ini)

Untuk mengantisipasi kenaikan harga gula kristal putih, pemerintah mengeluarkan stok dan operasi pasar. Pengeluaran stok gula pasir konsumsi ini dilakukan secara bertahap. “Prosesnya sedang berjalan," ujar dia.

Sebelumnya, Perum Bulog mengusulkan agar pemerintah menugaskan importasi 200 ribu ton gula kristal putih. Hal ini bertujuan mengisi pasokan gula pasir yang harganya naik menjadi Rp 14 ribu per kilogram.

Padahal, Harga Eceran Tertinggi untuk gula kristal putih di kisaran Rp 12.500 per kilogram. "Kami mengusulkan untuk mendapat penugasan importasi gula 200 ribu ton. Itu gula konsumsi bukan raw sugar (untuk industri),” kata Direktur Operasional dan Pelayanan Publik Perum Bulog Tri Wahyudi di Kantor Pusat Bulog, Jakarta.

(Baca: Peretail Modern Batasi Penjualan Gula karena Pasokan Menipis)

Kenaikan harga gula pasir untuk konsumsi ini perlu diantisipasi, mengingat sudah mendekati Ramadan dan Idul Fitri. Permintaan gula kristal putih akan meningkat pada momen tersebut.

Selain itu, antisipasi perlu dilakukan karena panen tebu baru akan terjadi pada Juni 2020. Dengan demikian, pasokan gula kristal putih dari dalam negeri tersedia setelah lebaran.

Atas dasar itu, perlu ada cadangan gula kristal putih. "Banyak pihak yang minta kalau Bulog harus punya stok. Disampaikan ke Rakor bahwa kami butuh untuk stabilisasi harga," kata Tri.

(Baca: Dinilai Tak Transparan, Kemendag Diminta Evaluasi Kebijakan Impor Gula)

Reporter: Dimas Jarot Bayu

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...