Wamenkeu Anggito Abimanyu mengatakan pemerintah berkomtimen menjaga defisit APBN di level 2,5% meski ada program baru dan ambisius dari Presiden Prabowo Subianto.
Indonesia berencana tingkatkan impor dari AS sebagai tanggapan kebijakan tarif impor Presiden Trump untuk menyinkronkan neraca perdagangan dan defisit.
Pada Januari 2025, APBN mencatat defisit sebesar Rp23,45 triliun atau 0.10% terhadap PDB, berbeda dari surplus di tahun sebelumnya, dengan pemerintah berfokus pada pengelolaan fiskal yang strategis.
Goldman Sachs memperkirakan defisit anggaran pendapatan dan belanja negara atau APBN 2025 membengkak menjadi 2,9%, mendekati batas defisit anggaran yang ditetapkan dalam UU Keuangan Negara sebesar 3%.
Menteri Keuangan Sri Mulyani melaporkan defisit APBN 2024 sebesar Rp 507,8 triliun, menunjukkan penurunan dari proyeksi awal dan dari APBN tahun sebelumnya di tengah tantangan global.
Menteri Keuangan Sri Mulyani menjelaskan penerimaan negara kontraksi 6,2% pada semester I 2024 akibat tekanan perekonomian, sementara belanja negara meningkat 11,3%, mengakibatkan defisit APBN.
Presiden Prabowo Subianto menekankan pentingnya pencegahan kebocoran dalam APBN dan memastikan efisiensi anggaran untuk kesejahteraan rakyat pada penyerahan DIPA 2025.
Presiden Prabowo Subianto mengesahkan Perpres Nomor 201 Tahun 2024, memfokuskan pada penarikan utang baru sejumlah Rp 775,86 triliun untuk menanggulangi defisit APBN 2025.
Pemerintah berencana meningkatkan PPN dari 11% menjadi 12% dan membuka kembali program tax amnesty pada 2025 guna memenuhi target penerimaan negara sebesar Rp 2.189,3 triliun.