Potret Hulu Migas Indonesia: Titik Nadir Investasi?

Penulis: Aria W. Yudhistira - Tim Publikasi Katadata
21/7/2017, 15.05 WIB
Target Pasokan Energi Dipatok Tinggi (Katadata)

Target produksi minyak dan gas bumi (migas) dalam Rencana Umum Energi Nasional (RUEN) diperkirakan sulit tercapai. Persoalannya, target yang ditetapkan pemerintah tidak didukung oleh produksi dalam negeri yang terus menurun. Produksi migas Indonesia diperkirakan terus mengalami defisit hingga 2050.

Dalam RUEN disebutkan, target produksi minyak pada 2025 mencapai 568 ribu barel per hari (bph), tapi proyeksi Kementerian ESDM hanya sebesar 357 ribu bph. Ini artinya terjadi defisit sebesar 37 persen setiap harinya. Defisit produksi minyak tersebut diperkirakan terus berlangsung hingga 2050 yang mencapai 89 persen.

Demikian pula dengan produksi gas bumi, dari target 5.668 mmscfd pada 2050, produksi dalam negeri hanya mampu 2.759 mmscfd, atau kekurangan sebesar 51 persen per hari.

Pemerintah memang mengandalkan program Enhanced Oil Recovery (EOR) dan kegiatan eksplorasi baru. Namun, ini artinya banyak pekerjaan rumah yang menanti di sektor hulu migas agar kegiatan investasi kembali bergairah.