RESESI: Berita Resesi Hari Ini - Kabar Ekonomi Indonesia dan Dunia

Pandemi corona diperkirakan menyebabkan resesi global. Flu Rusia dan Flu Spanyol juga pernah membuat kondisi ekonomi dunia terpuruk.

Wabah virus corona berpotensi menimbulkan kerugian ekonomi mencapai US$ 4.962 triliun dan meningkatkan kekhawatiran terjadi resesi global.

Penyebaran virus corona memperbesar risiko terjadinya resesi di beberapa negara, antara lain Jepang, Singapura, dan Jerman.

Sektor bisnis makanan-minuman, kesehatan dan pendidikan diperkirakan masih aman dari dampak resesi global.

Rupiah menguat akibat optimisme pasar dari kesepakatan dagang AS dan Tiongkok

Indonesia dinilai lebih rentan terhadap perlambatan ekonomi TIongkok karena meningkatnya kontribusi ekspor ke pasar tersebut.

"Pemerintah Indonesia wajib waspada dengan resesi ini, karena gejala resesi mulai masuk ke Indonesia," kata Direktur Program INDEF Berly Martawardaya.

Pelaku usaha perlu melakukan kajian sektoral, di bidang investasi dan perdagangan.

Hong Kong masuk dalam 10 besar negara atau wilayah penanam modal terbesar di Indonesia.

Jokowi melihat tantangan resesi global seiring meningkatnya proteksionisme dan ketidakpastian penyelesaian perang dagang.

Ekonomi RI berpotensi tumbuh lebih rendah jika salah mengantisipasi risiko global.

Menurut Sri Mulyani, ekonomi dunia saat ini masih baik. Namun yang berkembang saat ini adalah ekspektasi negatif sehingga mempengaruhi psikologi investor.

Aksi demonstrasi yang berlarut-larut membuat ekonomi Hong Kong pada kuartal III 2019 diperkirakan menurun dan menempatkan wilayah ini masuk jurang resesi.

Ekonom Moody's memperingatkan kemungkinan terjadinya resesi ekonomi global dalam 12-18 bulan ke depan.

Ekonomi Singapura kuartal III 2019 diramal tumbuh 0,1% dibanding kuartal III 2018 atau 0,6% dibanding kuartal sebelumnya, secara teknis tak masuk resesi.