Kenaikan harga emas Antam disebabkan oleh kekhawatiran perlambatan ekonomi global dan ketegangan perang dagang AS-Cina, membuat emas menjadi aset safe haven yang diminati.
Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo mengungkapkan saat ini aliran modal yang biasanya terkonsentrasi ke pasar keuangan Amerika Serikat mulai beralih. Apa alasannya?
Mandiri Sekuritas memperkirakan nilai obligasi korporasi di Indonesia akan mencapai Rp 160 triliun pada 2025, didorong oleh kebutuhan refinancing dan tingkat penerbitan tinggi.
Kenaikan risiko fiskal dinilai membuat banyak pelaku pasar dan investor memutuskan untuk beralih ke investasi lain, yakni aset yang lebih aman dan memberikan kepastian imbal hasil.
Goldman Sachs memperkirakan defisit anggaran pendapatan dan belanja negara atau APBN 2025 membengkak menjadi 2,9%, mendekati batas defisit anggaran yang ditetapkan dalam UU Keuangan Negara sebesar 3%.
Ully Safitri, Certified Financial Planner, CHRP, Consultant dari OneShildt Financial Independence, menilai banyak masyarakat Indonesia cenderung berinvestasi karena sekadar mengikuti tren.
Bank Indonesia memutuskan memotong suku bunga acuan ke 5,75% awal 2025 untuk mendukung stabilitas dan pertumbuhan ekonomi, meskipun terdapat potensi dampak pada daya tarik investasi dan rupiah.
Menkeu AS Janet Yellen memperingatkan bahwa AS akan segera menghadapi jatuh tempo utang pada 14 Januari 2024, yang berpotensi memicu krisis keuangan global.
Nilai penghimpunan dana di pasar modal ini turun secara tahunan (yoy) dibandingkan periode yang sama pada 2023, yang mencapai Rp 255,39 triliun dari 223 emisi.
Pemerintah Cina ingin menggunakan dana dari hasil penerbitan obligasi itu untuk meningkatkan stimulus fiskal untuk menghidupkan kembali ekonomi yang goyah.
Wall Street ambruk dengan Dow Jones turun sepuluh hari beruntun, dipicu oleh proyeksi suku bunga The Fed yang mengecewakan dan pengurangan agresifitas pemangkasan suku bunga di masa depan.