Semestinya, peran negara adalah mendukung kapasitas organisasi filantropi, bukan justru menjadi pemain dominan. Pemerintah idealnya menjadi fasilitator untuk memperkuat kapasitas filantropi lokal.
Anak yatim terlantar merupakan kelompok rentan yang membutuhkan perhatian dan perlindungan lebih dari sekadar bantuan materi untuk keluar dari kemiskinan.
Pemerintah Indonesia mempertahankan data BPS sebagai acuan utama kemiskinan nasional, meski adanya perbedaan data dengan Bank Dunia yang mencatat angka kemiskinan lebih tinggi.
Bank Dunia merevisi garis kemiskinan Indonesia berdasarkan PPP 2021, menyebabkan lonjakan drastis jumlah penduduk yang terkategori miskin menurut standar internasional.
Para ekonom menyebut perubahan metodologi baru untuk mengukur garis kemiskinan di Indonesia akan mencerminkan kondisi sebenarnya di lapangan lebih akur
Bank Dunia merevisi penghitungan standar garis kemiskinan dan ketimpangan per Juni 2025. Dengan perubahan ini, angka kemiskinan Indonesia menurut Bank Dunia pada 2024 melonjak tajam.
Arief Anshory Yusuf mengungkap bahwa pemerintah Indonesia akan segera merevisi batas garis kemiskinan nasional untuk mencerminkan realitas ekonomi saat ini.
Bank Dunia melakukan perubahan pada perhitungan garis kemiskinan, menghasilkan lonjakan jumlah penduduk miskin Indonesia menjadi 194,67 juta pada tahun 2024, menurut data terbaru.
Center of Economic and Law Studies menyarankan BPS untuk mengganti metode pengukuran angka kemiskinan agar lebih mencerminkan realitas sosial ekonomi era sekarang.
Celios mengkritik metode pengukuran kemiskinan oleh BPS yang usang, tidak menggambarkan realitas ekonomi saat ini, dan berpotensi menyesatkan dalam penyusunan kebijakan pemerintah, seperti bansos.