Bank Indonesia (BI) menurunkan suku bunga acuan dalam empat bulan berturut-turut. Pemangkasan mulai terjadi sejak Juli lalu sebesar 0,25 persen dan terus menurun hingga Oktober. Saat ini suku bunga acuan sebesar 5 persen.

(Baca: BI Diprediksi Pangkas Lagi Suku Bunga Acuan 0,25% untuk Genjot Ekonomi)

“Kebijakan ini didukung strategi operasi moneter yang terus diperkuat untuk menjaga kecukupan likuiditas dan mendukung transmisi bauran kebijakan yang akomodatif,” ujar Gubernur BI Perry Warjiyo di Jakarta, Kamis (24/10).

(Baca: Suku Bunga Acuan Turun, Harga Saham Bank Besar Justru Terkoreksi)

Tren penurunan suku bunga yang keempat kalinya dalam tahun ini dipengaruhi faktor internal dan eksternal. Inflasi yang terkendali dengan rata-rata 3,09 persen selama setahun belakangan turut meningkatkan angka ekspor. Selain itu, penggunaan pendapatan masyarakat untuk konsumsi sebesar 68,8 persen menjadi faktor pendukung pemangkasan suku bunga.

(Baca: Harga Emas Naik di Tengah Ekspektasi Penurunan Suku Bunga The Fed)

Unsur pemangkasan suku bunga secara eksternal merupakan imbas dari tren perlambatan ekonomi global. Bank Dunia mencatat perekonomian global melambat sejak 2017 dan diprediksi akan berlanjut hingga 2020. Penyebab lainnya, menurunnya harga minyak dan penurunan ekspor di negara utama seperti Amerika Serikat, Tiongkok, dan Jepang.