Bank Indonesia: Berita Perbankan Indonesia Hari Ini - BI Terkini

BI menyerap Rp 2,3 triliun dari total surat utang pemerintah yang dimenangkan Rp 16,6 triliun.

Pandemi corona yang belum reda membuat perekonomian global terganggu, berimbas pada kinerja buruk korporasi yang akan merembet ke sektor keuangan.

Meski peningkatan merchant yang mengadopsi QRIS cukup signifikan, BI akan terus melakukan sosialisasi dengan target seluruh pelaku UMKM menerapkan QRIS.

BI memprediksi inflasi pada April sebesar 0,22% berdasarkan survei pemantauan harga hingga pekan ketiga.

Bank Indonesia menilai penurunan harga minyak berdampak positif terhadap neraca perdagangan dan pembayaran.

Nilai tukar rupiah pada perdagangan sore ini, Rabu (22/4) menguat 0,11% ke level Rp 15.450 per dolar AS.

BI menyerap SBSN sebesar Rp 1,7 triliun dari total Rp 9,98 triliun penawaran yang dimenangkan.

Total aliran modal yang masuk ke Indonesia melalui saham maupun SBN secara neto pada 13-20 April tercatat Rp 1,57 triliun.

BI dapat membeli surat utang negara (SUN) di pasar perdana pada lelang pekan depan atau paling lambat pekan berikutnya.

Survei Perbankan BI memperkirakan bunga kredit secara keseluruhan akan turun pada kuartal II 2020.

Berdasarkan survei BI, pelonggaran kebijakan penyaluran kredit terutama akan dilakukan perbankan untuk kredit modal kerja dan UMKM.

Adanya penurunan GWM sebesar 200 bps akan mampu menambah likuiditas BRI sebesar Rp 17 triliun dan untuk Bank Mandiri sebesar Rp 14 triliun.

Langkah BI menurunkan GWM dinilai lebih bermanfaat untuk menambah likuiditas di pasar SUN, ketimbang perbankan.

CIMB Niaga, BCA dan Bank Mandiri masih menunggu detail regulasi bunga kartu kredit, setelah itu menghitung besaran penyesuaian yang akan diterapkan.

BI mencatat utang luar negeri Indonesia tumbuh 5,4% dibanding periode yang sama tahun lalu mencapai US$ 407,5 miliar atau sekitar Rp 5.800 triliun.