Perang Baru Para Unicorn dan Decacorn di Warung Kelontong

123rf
Ilustrasi digital.
Penulis: Desy Setyowati
21/11/2019, 07.15 WIB

Hal senada disampaikan oleh Gojek. Co-CEO Gojek Andre Soelistyo mengatakan perusahaannya mulai berfokus pada layanan pesan-antar makanan (GoFood) dan pembayaran (GoPay). Karena ukuran pasar GoFood hampir dua kali berbagi tumpangan (ride-hailing).

Andre mengatakan perusahaannya membangun bisnis pesan-antar makanan dengan mengandalkan layanan berbagi tumpangan untuk menciptakan efisiensi. Selain itu, Gojek mengembangkan layanan pembayaran, solusi bisnis, dan logistik.

Grab dan Gojek menerapkan komisi hingga 20% dari mitra GrabFood dan GoFood. Kedua perusahaan ini pun menawarkan efisiensi biaya operasional usaha kepada mitra penjual, lewat ekosistem mereka.

Fintech hingga E-Commerce Berrebut Segmen Warung Kelontong

Selain Bukalapak, e-commerce lain mulai melirik segmen warung lewat konsep O2O. Tokopedia, misalnya, meluncurkan layanan O2O sejak akhir tahun lalu. Salah satu unicorn Tanah Air itu telah menggaet 200 ribu pemilik warung yang disebut Mitra Tokopedia per Juli 2019.

Hampir serupa dengan Bukalapak, Tokopedia juga menyediakan layanan grosir bagi mitra. Pemilik warung dapat membeli dagangan dan membayarnya 10 hari setelah menerima. Namun layanan ini beru tersedia di Bekasi. Selain itu, pembayarannya bisa dilakukan di tempat yang biasa disebut cash on delivery (COD) atau tunai.

Tak hanya startup yang sudah menyandang unicorn yang membidik bisnis dengan skema O2O ini. Blibli.com juga merambahnya lewat Click & Collect. Namun, mitra yang digaet yakni peretail menengah ke atas seperti Alfamart, bukan warung. Pengguna bisa memesan produk lewat platform Blibli.com dan mengambil barangnya langsung di toko mitra.

(Baca: Blibli.com Klaim Konsumennya Lebih Loyal Ketimbang E-Commerce Lain)

Tak tertinggal, Lazada menyediakan skema bisnis O2O namun dengan peretail besar. CEO Lazada Group Pierre Poignant enggan mengatakan apakah perusahaannya bakal merambah warung ke depan. “Tetapi kami masih berfokus pada cobranding peretail O2O,” kata dia kepada Katadata.co.id di Singapura, beberapa waktu lalu (25/10).

Perusahaan teknologi finansial (fintech) baik pembayaran maupun pembiayaan (lending) juga merambah segmen warung. GoPay telah menggaet lebih dari 420 ribu mitra penjual di 390 kota Indonesia. Sebanyak 90 % di antaranya usaha mikro kecil menengah (UMKM) seperti pedagang kaki lima, kantin, dan warung kelontong.

Sedangkan OVO sudah memiliki lebih dari 500 ribu mitra penjual di 354 kota atau kabupaten. Sekitar 300 ribu di antaranya merupakan UMKM. Lalu, DANA merambah warung di perdesaan lewat registrasi self on boarding pada awal tahun ini. UMKM seperti warung di pelosok Indonesia bisa mendaftar secara online untuk menjadi mitra DANA.

Gopay dan OVO (ANTARA FOTO/Risky Andrianto)

Calon mitra hanya perlu mengisi informasi terkait data pribadi dan toko miliknya. Mitra juga bisa mencetak kode QR untuk menyediakan layanan pembayaran dengan DANA.

Selain Kudo, Warung Pintar merupakan salah satu perusahaan rintisan yang menyasar segmen toko kelontong sejak awal berdiri. Mereka telah menggaet 2.500 kios DKI Jakarta, Tangerang, Depok dan Banyuwangi, Jawa Timur per Agustus lalu.

Co-Founder sekaligus CTO Warung Pintar Sofian Hadiwijaya mengatakan, perusahaannya menargetkan 5 ribu kios pada akhir tahun ini. “Sisa setengah lagi untuk mencapai target itu,” kata dia beberapa waktu lalu (5/9).

(Baca: Target Gaet 5 Ribu Kios, Warung Pintar Fokus Garap Pasar di Jawa)

Mirip seperti GrabKios, Mitra Tokopedia dan Mitra Bukalapak, Warung Pintar juga menyediakan layanan grosir bagi pedagang. Pada akhir tahun lalu, perusahaan ini bekerja sama dengan 34 principals untuk memenuhi kebutuhan dagang di setiap kios.

Perusahaan rintisan yang berfokus pada digitalisasi warung ini juga menyediakan gudang untuk menyimpan dagangan. Mereka juga bekerja sama dengan beberapa perusahaan seperti startup periklanan Flock guna meningkatkan pendapatan mitra penjual.

Hingar-bingar perusahaan digital masuk warung rupanya dilirik pula oleh Gibran Rakabuming. Putra sulung Presiden Joko Widodo alias Jokowi ini menjadi investor Wahyoo, startup digitalisasi warung kuliner. Perusahaan rintisan ini telah menggaet 9 ribu mitra dan ditarget 13 ribu warung makan hingga akhir 2019. Dengan menata bisnis secara baik, warung kelontong benar-benar akan naik kelas.