Faisal Basri: Penanganan Corona Amatiran, Pemulihan Ekonomi Sia-sia

Katadata
Ekonom Senior INDEF Faisal Basri menyebut upaya pemulihan ekonomi akan sia-sia jika cara penanganan pandemi corona pemerintah amatiran.
Penulis: Rizky Alika
24/4/2020, 16.06 WIB

Pemulihan ekonomi dinilai tidak akan berjalan bila upaya penanganan virus corona (Covid-19) tidak dilakukan dengan baik. Hal tersebut diungkapkan oleh ekonom senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Faisal Basri.

Menurutnya, cara penanganan pandemi corona penting untuk memperbaiki perekonomian. "Secanggih-canggihnya penanganan ekonomi, akan sia-sia dengan cara penanganan Covid-19 yang amatiran seperti sekarang," ujarnya dalam Webinar Katadata bertajuk 'Ongkos Ekonomi Hadapi Krisis Covid-19', Jumat (24/4).

Pemerintah telah menyiapkan upaya penanganan sektor keuangan bila dampak virus corona terus berlanjut. Hal tersebut tercermin dari Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang (Perppu) no 1 Tahun 2020 mengenai Kebijakan Keuangan Negara dan Stabilitas Sistem Keuangan Untuk Penanganan Pandemi Corona.

Namun, dia menilai Perppu tersebut tidak mencerminkan penanganan corona di Tanah Air. Faisal juga mempertanyakan pihak yang bertanggung jawab atas penanganan corona ini karena menurutnya semuanya tidak dilakukan dengan koordinasi yang baik. "Siapa yang komandani? Luhut Binsar Panjaitan? Ketua Satgas, atau siapa? Setiap orang bicara," ujar dia.

(Baca: Kepercayaan Publik terhadap Kemampuan Pemerintah Tangani Corona Turun)

Dia meyakini perekonomian akan bereaksi positif bila ada upaya jelas dalam mengatasi virus corrona. Seiring dengan hal tersebut, kepercayaan investor terhadap Indonesia juga akan meningkat.

Faisal juga turut menyoroti kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Sebab, kebijakan tersebut baru diterapkan setelah korban meninggal akibat covid menyentuh angka yang tinggi.

Akibatnya, ongkos ekonomi yang ditanggung Indonesia telah meningkat akibat sikap pemerintah. Terlebih, jumlah kasus corona di Indonesia masih fluktuatif, sedangkan negara lainnya telah menunjukkan penurunan kasus corona. "Jangan harap ekonomi tumbuh dalam situasi ini," ujar dia.

Sebagaiamana diketahui, pada Kamis (24/4) ada penambahan 357 kasus baru pasien corona sehingga total 7.775 orang positif terinfeksi corona. Sedangkan jumlah pasien sembuh juga bertambah 47 menjadi 960 orang. Adapun kenaikan angka kematian hanya mencapai 12 orang sehingga total 647 orang meninggal dunia akibat Covid-19.

(Baca: Pemerintah Bantah Memanipulasi Data Corona, Jubir: Tak Ada Untungnya)

Reporter: Rizky Alika