Kementerian Keuangan (Kemenkeu) telah menerbitkan Surat Berharga Negara (SBN) retail sebanyak delapan kali sepanjang tahun ini. Dari penerbitan instrumen utang tersebut, total dana yang dihimpun mencapai Rp 38,3 triliun.
"Sampai bulan kemarin kami berhasil terbitkan Rp 38,3 triliun," ujar Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu Luky Alfirman usai peluncuran Saving Bonds Ritel (SBR) jenis SBR008 di Jakarta, Kamis (5/9).
Lucky menyebut nilai penerbitan tersebut mencapai 63,8% dari target yang ditetapkan pemerintah tahun ini sebesar Rp 60 triliun. Ia pun optimis target penerbitan obligasi retail negara dapat tercapai pada akhir tahun.
(Baca: Tawarkan Kupon Lebih Rendah, Kemenkeu Yakin SBR008 Masih Diminati)
Menurut dia, pemerintah akan menerbitkan dua seri lagi SBN retail sebelum tutup tahun. Rencananya, nilai penerbitan obligasi retail seri ORI016 yang bakal diterbitkan pada Oktober 2019 bakal lebih besar dari target SBR008 sebesar Rp 2 triliun.
"Target akhir tahun masih on track di Rp 60 triliun - Rp 80 triliun. Karena ORI biasanya lebih besar," ucap dia.
Tahun lalu, penjualan SBN ritel seri ORI015 mencapai Rp 23 triliun. Suksesnya penjualan ORI015 ini disebutkan Luky karena sifatnya yang dapat diperdagangkan.
(Baca: Sasar Milenial, Pemerintah Berencana Terbitkan 10 SBN Ritel pada 2020)
Pemerintah mencatat total investor SBR hingga saat ini mencapai 70.811 investor. Jumlah tersebut berasal dari investor SBR003, SBR004, SBR005, SBR006 dan SBR007 dengan nominal terbanyak yang dipesan pada kisaran Rp 5 juta hingga Rp 100 juta.
Ia menjelaskan dari total investor tersebut, sebanyak 27.039 investor merupakan generasi milenial yang lahir pada 1980-2000. Sebagian besar memilh membeli SBR online melalui platform internet banking.
Sementara jika dilihat dari profesi, pegawai swasta menjadi pemesan SBR online terbanyak dengan jumlah 20.495 investor. Dari segi wilayah, pemesan yang berasal dari Indonesia Barat, selain DKI Jakarta menjadi pemesan terbanyak mencapai 31.230 investor.