Pertamina Belum Tuntaskan Investigasi Kebocoran Sumur Migas Blok ONWJ

ANTARA FOTO/ADITYA PRADANA PUTRA
Direktur Hulu Pertamina Dharmawan Samsu menyampaikan keterangan pers di Jakarta, Jumat (20/9/2019). Pertamina belum menuntaskan investigasi penyebab kebocoran gas dan tumpahan minyak dari sumur YYA-1 Blok ONWJ.
20/9/2019, 15.55 WIB

Pertamina belum juga menyelesaikan investigasi penyebab kebocoran gas dan tumpahan minyak dari sumur YYA-1 Blok Offshore North West Java (ONWJ). Padahal peristiwa tersebut terjadi sejak 12 Juli 2019 lalu.

Pertamina berkilah belum bisa mengakses rig dan anjungan di sumur tersebut. Direktur Hulu Pertamina Dharmawan H. Samsu menjelaskan, investigasi secara detail baru bisa dilakukan setelah Sumur YYA-1 ditutup secara permanen. Dengan begitu, Pertamina bisa menginvestigasi secara aman. 

“Kami memperkirakan setelah sumur dan anjungan bisa diisolasi dan aman untuk didatangi, maka akan dilanjutkan investigasi lebih detail,” ujar Dharmawan di Kantor Pusat Pertamina, Jumat (20/9). 

Dari dugaan awal Pertamina, gelembung gas yang muncul dari sumur YYA-1 mengenai salah satu kaki anjungan hingga miring. Anjungan yang miring inilah yang kemudian diduga menyebabkan tumpahan minyak di laut. 

"Kemiringan ini yang sebabkan adanya spill dari anjungan. Tentunya investigasi masih terus dilanjutkan," ujar Dharmawan.

(Baca: Pertamina Target Sumur YYA-1 Blok ONWJ Tutup Permanen Akhir Bulan Ini)

Lebih lanjut Dharmawan mengatakan, pihaknya sudah berusaha menahan agar anjungan tidak bertambah miring, tetap pada sudut 13 derajat. Perusahaan plat merah tersebut kemudiam memasang dua tali ke kaki anjungan dan menghubungkannya ke alat pengerek yang ada di tongkang. 

Tongkang yang digunakan pun telah ditambatkan menggunakan jangkar agar tidak bergerak. "Sampai saat ini masih dilakukan upaya itu," kata Dharmawan.

Terkait kompensasi, Pertamina telah melakukan pembayaran kompensasi tahap awal kepada 10.271 warga korban tumpahan minyak sumur YYA-1 yang telah diverifikasi. Pencairan dana kompensasi tahap awal dimulai dari Kabupaten Karawang. Total dana untuk pembayaran kompensasi sebesar Rp18,54 miliar.

Ketua Tim 1 Penanganan Dampak Eksternal PHE ONWJ Rifky Effendi Hardijanto mengatakan tim dari Institut Pertanian Bogor akan merampungkan finalisasi penghitungan formulasi kompensasi secara final jika sumber tumpahan minyak dapat tertutup secara penuh. Penghitungan tersebut mengacu pada profesi warga terdampak, lokai tempat tinggal, dan jangka waktu kerugian yang dialami warga.

"Kami butuh bantuan dari lembaga dan ahli karena tidak semua seragam. Inilah yang menyebabkan membutuhkan waktu, Insya Allah akan kami selesaikan dalam dua bulan ini," kata Rifki.

(Baca: Pertamina Beri Kompensasi Rp 900 Ribu ke Korban Tumpahan Minyak ONWJ)

Reporter: Verda Nano Setiawan