Pertamina membuat skenario berat dan skenario sangat berat dengan menghitung dampak dari turunnya harga minyak mentah Indonesia dan nilai tukar rupiah.
Pertamina membutuhkan storage tambahan karena cadangan BBM terus meningkat akibat konsumsi turun, dan adanya tambahan impor karena harga minyak anjlok.
Pertamina meproyeksi produksi minyak turun sekitar 2% menjadi 430 ribu barel, sedangkan gas diproyeksi turun4%. Totalnya, produksi sektor hulu turun 3%.
Penurunan penjualan BBM Pertamina dialami seluruh jenis BBM, mulai dari gasoline, gasoil serta penjualan untuk pelanggan industri dan sektor penerbangan