Kementerian ESDM Minta Pertamina Evaluasi EOR Kimia di Blok Rokan

Katadata
Ilustrasi, blok migas. Kementerian ESDM meminta Pertamina mengevaluasi program EOR kimia di Blok Rokan.
2/1/2020, 20.00 WIB

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyarankan Pertamina dan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mengevaluasi program Enhanced Oil Recovery (EOR) Chevron di Blok Rokan. Dengan begitu, program tersebut ekonomis ketika dikelola oleh perusahaan pelat merah tersebut.

Pasalnya, Chevron melaksanakan uji coba EOR kimia di Blok Rokan ketika harga minyak tinggi. "Tapi tentunya secara teknis, feasible sekali karena Lapangan Minas itu cocok menggunakan EOR kimia," ujar Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Ego Syahrial saat ditemui di Kantor SKK Migas, Selasa (31/12) malam.

Pemerintah ingin Pertamina meneruskan program EOR kimia di Blok Rokan ketika alih kelola pada 2021. Oleh karena itu, Chevron diminta trasfer data EOR kimia kepada BUMN tersebut.

"Tentunya seluruh teknologi yang di cost recovery seharusnya menjadi milik negara pada saat hand over Blok Rokan ke Pertamina," ujarnya.

Chevron memang uji coba teknologi EOR dengan injeksi bahan kimia (chemical flooding) di Lapangan Minas, Blok Rokan. Hasilnya, terdapat potensi produksi minyak hingga 100 ribu barel per hari. Dengan asumsi tersebut, pada 2024, produksi Blok Rokan seharusnya bisa meningkat dan mencapai 500 ribu barel per hari sesuai dengan proposal Pertamina kepada pemerintah.

(Baca: Pertamina dan Chevron Belum Sepakati Rencana Pengeboran Blok Rokan)

Selain progam EOR kimia, pemerintah mendorong Pertamina mengebor sumur di blok tersebut. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menyebut Pertamina bakal mengebor 20 sumur di  blok tersebut pada tahun ini. Hal itu untuk mempertahankan produksi blok tersebut ketika terjadi alih kelola dari Chevron pada 2021.

Blok Rokan merupakan blok minyak terbesar kedua di Indonesia. Blok seluas 6.220 kilometer ini memiliki 96 lapangan dengan tiga lapangan memiliki potensi minyak yang sangat baik yaitu Duri, Minas dan Bekasap.

Sejak beroperasi pada 1971 hingga 31 Desember 2017, total produksi di Blok Rokan mencapai 11,5 miliar barel minyak. Namun, produksi Blok Rokan tercatat mengalami penurunan sejak awal tahun ini.

Sedangkan untuk tahun depan, SKK Migas menargetkan produksi di Blok Rokan bisa mencapai 161 ribu bopd atau turun dibanding target tahun ini yang sebesar 190 ribu bopd. Ini lantran Chevron tidak lagi berinvestasi untuk aktifitas apapun di Blok Rokan pada tahun depan.

(Baca: Pertamina Siapkan Dana untuk Pengeboran 20 Sumur Blok Rokan pada 2020)

Reporter: Verda Nano Setiawan