Jokowi Ingin Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Turis Tajir

Katadata/Agustiyanti
Ilustrasi, Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur.
Penulis: Dimas Jarot Bayu
20/1/2020, 19.14 WIB

Presiden Jokowi ingin Labuan Bajo di Nusa Tenggara Timur menjadi destinasi wisata super premium. Untuk itu, pengembangan wilayah ini disesuaikan dengan segmen turis berpendapatan menengah ke atas.

“Kami memang ingin agar segmen pasar wisatawan yang hadir di sini yang pengeluarannya lebih besar dari wisatawan kebanyakan,” kata Jokowi saat rapat terbatas di Hotel Plataran Komodo, Labuan Bajo, NTT, Senin (20/1).

Atas dasar itu, Jokowi ingin agar kawasan Labuan Bajo ditata sesuai dengan segmen pasar tersebut. Penataan itu mulai dari kerapian, kebersihan, kenyamanan hingga keamanan.

(Baca: Jokowi Pantau Proyek Triliunan Labuan Bajo, Bandara hingga Pelabuhan)

Kepala Negara mengatakan, ada lima zona di Labuan Bajo yang perlu ditata yaitu Bukit Pramuka, Kampung Air, pelabuhan peti kemas dan dermaga penumpang, Kawasan Marina, serta Kampung Ujung. Kelima area ini akan menjadi ruang publik terintegrasi dengan lanskap yang indah.

“Ini yang menjadi generator penggerak pembangunan kawasan serta pusat aktivitas masyarakat di Labuan Bajo," kata Jokowi.

Terkait infrastruktur, Jokowi ingin pembangunan landasan pacu dan terminal bandara di wilayah tersebut segera dimulai. Dia juga berharap lalu lintas bandara bisa meningkat seiring naiknya jumlah wisatawan.

Jokowi juga ingin keahlian dan kompetensi sumber daya manusia (SDM) di sekitar kawasan Labuan Bajo ditingkatkan. Dengan begitu, SDM tersebut bisa dilibatkan dalam pembangunan kawasan Labuan Bajo.

(Baca: Jokowi Tinjau Infrastruktur dan Resmikan Hotel BUMN di Labuan Bajo)

Tak hanya itu, Presiden ingin usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) setempat dilibatkan. Ia berharap ada sebuah creative hub yang menggarap produk-produk lokal, baik dari sisi pengemasan, desain, harga, dan lain-lain.

"Kami berharap, nantinya tenun, kopi, kerajinan, makanan khas betul-betul bisa tumbuh dan seiring dengan itu juga atraksi budaya lokal, kesenian daerah harus semakin hidup dan menghidupkan area yang ada di Labuan Bajo," ujarnya.

Terkait sampah di laut, Jokowi mengusulkan agar Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) membuat gerakan membersihkan sampah. Dia juga ingin Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) bersama KLHK menyiapkan infrastruktur pembersihan sampah di darat.

Jokowi meminta Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menyiapkan tambahan air baku di Labuan Bajo. Sebab, dia mendapat banyak keluhan soal air baku dari para pemilik hotel di kawasan tersebut.

(Baca: Pemerintah Siapkan Labuan Bajo untuk Pertemuan KTT APEC)

Selain itu, Jokowi berharap jajarannya menyiapkan organisasi yang terdiri dari Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menjamin keamanan turis. “Paling tidak kalau mereka melihat di sini ada SAR, ada BNPB rasa aman dan nyaman akan muncul," katanya.

Jokowi juga meminta Gubernur NTT dan Bupati Manggarai Barat untuk menyelesaikan masalah tanah sengketa di Labuan Bajo. Hal ini mengingat banyaknya investor yang ingin menanamkan modalnya di kawasan tersebut.

Kemudian, Jokowi meminta agar  kapal-kapal besar yang masuk ke Labuan Bajo terintegrasi. Dengan demikian, masyarakat bisa merasakan manfaat dari masuknya kapal-kapal besar tersebut.

Jika semua hal itu selesai pada 2020, Jokowi meminta adanya promosi secara besar-besaran oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. “Termasuk digelarnya acara internasional yang menarik para wisatawan agar datang ke Labuan Bajo," katanya.

(Baca: Banyak Pendapatan Pemda Hilang, Valuasi Ekonomi Labuan Bajo Rp 2,3 T)

Reporter: Dimas Jarot Bayu