Harga Minyak Anjlok, SKK Migas Selektif Kembangkan Proyek Hulu Migas

Arief Kamaludin | Katadata
Ilustrasi, logo Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi. SKK Migas akan selektif mengembangkan proyek migas tahun ini karena harga minyak anjlok hampir 60% sejak awal awal 2020.
7/4/2020, 13.10 WIB

Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi atau SKK Migas menyatakan pandemi Covid-19 telah berdampak pada kegiatan operasional hulu migas. Hal itu pun bakal mempengaruhi lifting migas nasional. 

Biarpun begitu, SKK Migas bakal berusaha mengatasi gangguan agar kegiatan operasional tetap berjalan.  "Kami berusaha keras agar pengaruhnya bisa diminimalisir," kata Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto kepada Katadata.co.id, Selasa (7/4).

Secara terpisah, Deputi Operasi SKK Migas Julius Wiratno menjelaskan pihaknya telah mengambil sejumlah langkah mitigasi. Beberapa diantaranya, efisiensi terhadap proyek yang berjalan dan memprioritaskan program kerja yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. 

"Kami tidak akan menyuruh berhenti produksi, tetapi kalau tidak ekonomis lagi ya pasti dengan sendirinya akan berhenti. Kami pilih-pilih dengan ketat," kata Julius. 

Sejauh ini, SKK Migas mencatat proyek Lapangan Merakes yang dikelola oleh Eni East Sepinggan Ltd., bakal tertunda ke tahun depan. Proyek tersebut seharusnya beroperasi pada triwulan keempat tahun ini.

Adapun, nilai investasi 12 proyek tersebut ditaksir mencapai US$ 1,4 miliar. SKK Migas memproyeksi produksi minyak dari proyek itu mencapai 7.200 bopd dan gas sebesar 520 MMscfd.

"Baru Merakes saja yang confirmed akan mundur, yang lainnya masih jalan terus," ujar Julius.

(Baca: Satu Proyek Migas Terancam Mundur Tahun Depan Imbas Corona)

Dengan ditundanya proyek Merakes, maka ada 11 proyek migas yang akan berproduksi pada tahun ini. Sejauh ini sudah ada empat proyek yang beroperasi, yaitu Grati Pressure Lowering yang dioperasikan Ophir Indonesia (Sampang) Pty. Ltd. dengan estimasi produksi 30 mmscfd dan proyek Sembakung Power Plant yang dikerjakan oleh Pertamina.

Berikutnya, proyek Randu Gunting yang dioperasikan Pertamina Hulu Energi dengan estimasi produksi 3 MMscfd dan proyek Buntal-5 yang dikerjakan Medco Energi.

Adapun tujuh proyek migas lainnya yaitu Bukit Tua Phase-3 dengan estimasi produksi 31,5 MMscfd yang dioperasikan Petronas Carigali Ketapang II. Proyek ini direncanakan mulai operasi kuartal I 2020.

Selain itu, tiga proyek migas akan beroperasi pada kuartal II 2020. Diantaranya Kompresor Betung yang dikerjakan Pertamina EP dengan estimasi produksi 15 MMscfd.

Kemudian, Malacca Strait Phase-1 dengan estimasi produksi 3.000 bopd yang dioperasikan EMP Mallacca Strait. Lalu, proyek Meliwis dengan estimasi produksi 20 MMscfd oleh Ophir Indonesia (Madura Offshore) Pty Ltd.

Pada kuartal III 2020, terdapat tiga proyek migas yang dijadwalkan beroperasi. Salah satunya proyek Cantik dengan estimasi produksi 2,4 MMscfd oleh PT Sele Raya Belida.

Selanjutnya, proyek Kompresor LP-MP SKG-19 dengan estimasi produksi 150 MMscfd oleh Pertamina EP. Terakhir, proyek Peciko 8A dengan estimasi produksi 8 MMscfd oleh Pertamina Hulu Mahakam.

(Baca: Corona Mewabah, SKK Migas Jaga Produksi Kontraktor Migas Tak Terlambat)

Reporter: Verda Nano Setiawan