SKK Migas Target Proyek Buntal-5 Medco Energi Berproduksi April 2020

Medco Energi
Ilustrasi. Blok migas yang dikelola Medco Energi di Thailand. Proyek migas Buntal 5 yang dioperasikan Medco Energi ditargetkan mulai beroperasi pada April 2020.
8/1/2020, 15.07 WIB

Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menyatakan, proyek migas Buntal-5 yang dikerjakan Medco Energi ditargetkan akan berproduksi pada April 2020 mendatang.

Proyek tersebut diharapkan dapat menambah lifting migas yang pada tahun lalu masih belum mencapai target APBN. Deputi Operasi SKK Migas Julius Wiratno mengatakan saat ini Medco Energi selaku operator sedang dalam tahap pengerjaan pengeboran sumur. 

"Harapannya (pengeboran) akhir Januari ini selesai. Kemudian proses selanjutnya tie-in ke pipa dan umbilical," ujarnya kepada Katadata.co.id, Rabu, (8/1).

Lebih lanjut Julius menjelaskan setelah proses pengeboran rampung pada akhir Januari, maka kegiatan pengerjaan proyek Buntal-5 akan mengalami jeda sampai akhir Februari. Hal ini dikarena pada periode tersebut akan berlangsung fenomena monsoon. 

(Baca: SKK Migas Ungkap Proyek Buntal-5 Medco Energi Mundur ke Kuartal I 2020)

Meski begitu, semua proses pengerjaan proyek Buntal-5 diharapkan dapat rampung semua pada Maret 2020 dan mulai berproduksi pada April 2020. "Sometimes, April onstream (berproduksi). Ada jeda monsoon," kata Julius.

Sebelumnya, SKK Migas menyampaikan bahwa proyek Buntal-5 terpaksa tak dapat beroperasi pada tahun lalu. Padahal proyek tersebut seharusnya selesai pada kuartal ketiga 2019. Hal ini disebabkan rig untuk pengeboran proyek tidak kunjung datang karena masih digunakan di Vietnam.

Maka dari itu, SKK Migas pun menjadwalkan ulang agar proyek Buntal-05 agar dapat selesai pada kuartal I 2020 sehingga bisa menambah produksi gas sekitar 45 juta standar kaki kubik per hari (MMscfd). Adapun, estimasi nilai investasi untuk pengerjaan proyek tersebut mencapai US$ 33 juta.

(Baca: Dua Proyek Baru Gagal Produksi, Lifting Migas 2019 Diproyeksi Turun)

Reporter: Verda Nano Setiawan