Presiden Joko Widodo meminta kalangan pengusaha tidak-ragu-ragu dalam menginvestasikan dana repatriasi alias dana yang dipulangkan dari luar negeri untuk mengikuti amnesti pajak (tax amnesty). Sejauh ini, mayoritas dana repatriasi diketahui memang masih terparkir di bank. Padahal, pemerintah berharap dana tersebut bisa diinvestasikan di pasar keuangan atau sektor riil.

Menurut Jokowi, pertumbuhan ekonomi yang sebesar 5,02 persen dan inflasi 3,02 persen tahun lalu semestinya menjadi modal keyakinan bagi pengusaha untuk berinvestasi. Apalagi, pemerintah sudah menunjukkan komitmennya memerbaiki iklim investasi baik kemudahan berinvestasi (ease of doing bussines/EODB), termasuk memangkas waktu tunggu bongkar muat barang (dwelling time) di pelabuhan dari seminggu menjadi hanya tiga hari.

“Kalau masih ada yang pesimis, mau minta angka berapa lagi? Saya ajak, jangan pegang uang (saja) tapi investasikan. Ini saatnya percaya saya. Jangan sampai nanti yang ambil, manfaatkan peluang itu (investor) asing. Jangan salahkan saya,” ujar Jokowi saat acara farewell amnesti pajak di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Selasa (28/2). (Baca juga: Dana Repatriasi Jadi Rebutan, Bank Naikkan Bunga

Ia memastikan, tren ekonomi domestik ke depan masih akan baik. Hal itu mengacu pada proyeksi Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati yang menyebutkan bahwa pada tahun 2045, penduduk Indonesia bisa mencapai 309 juta orang dari saat ini 250 juta. Sedangkan Produk Domestik Bruto (PDB) diproyeksikan mencapai US$ 9,1 triliun atau setara Rp 120 ribu triliun. Adapun, pendapatan per kapita diprediksi sebesar US$ 29 ribu.

“Tapi, dengan catatan setiap tahun, setiap lima tahun sampai 2045 kondisinya normal seperti sekarang. Syukur-syukur pertumbuhan ekonominya naik, itu akan lebih cepat,” ujar dia.

Terkait situasi politik, Jokowi pun meyakini, Indonesia sudah lebih dewasa untuk menyikapi kondisi yang ada. Aksi demonstrasi pada November dan Desember yang disebut-sebut diikuti 7 juta orang, misalnya, bisa dilewati dengan baik. Pengamanan dari Kepolisian Republik Indonesia dan Tentara Nasional Indonesia (TNI) juga dianggap Jokowi sudah memadai. Kondisi seperti demonstrasi pun ia anggap sebagai ujian untuk menjadi negara yang lebih maju.

“Katanya yang November-Desember kemarin yang demo tujuh juta orang. Nyatanya bisa dikendalikan kok. Tidak ada masalah. Saya sampaikan kepada investor. Demonya juga damai. Kami ingin tunjukkan, kami sudah dewasa dan matang dalam politik,” kata dia. Maka dari itu, ia ajak para pengusaha untuk meningkatkan investasinya. 

Menanggapi pernyataan Jokowi, Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Haryadi Sukamdani mengatakan, pelaku usaha kemungkinan besar akan menggunakan dana repatriasi untuk menambah modal usahanya. Menurut dia, lebih dari 50 persen pengusaha yang mengikuti amnesti pajak sudah berminat untuk berekspansi. Meski begitu, ia mengakui, sebagian besar dana masih mengendap di perbankan.

“Kami duga lebih banyak untuk usaha sendiri (penggunaan dana repatriasi), tambah modal,” kata dia. “Trennya (akan diinvestasikan). Kan masih ada yang belum dicairkan, masih di bank. Saya rasa ke usaha sendiri karena lebih untung ketimbang di bank.”

Sekadar catatan, mengacu pada data Direktorat Jenderal Pajak, hingga saat ini, komitmen repatriasi telah mencapai Rp 145 triliun. Meski begitu, Januari lalu, Ditjen Pajak menyebut realisasi dana repatriasi kurang Rp 29 triliun. (Baca juga: Ditjen Pajak Usut Menguapnya Komitmen Repatriasi Rp 29 Triliun)