Laporan IEA menyoroti Asia Tenggara hanya menarik 2% dari investasi energi bersih global meskipun menyumbang 6% dari Produk Domestik Bruto (PDB) global.
Sejumlah negara di Eropa telah menyatakan kesiapan untuk berinvestasi energi terbarukan yakni listrik tenaga surya atau solar cell di Provinsi Kalimantan Timur.
Isu minyak dan gas (migas) serta mineral dan batubara (minerba) mendominasi topik pembahasan dalam rapat-rapat Komisi VII DPR RI periode 2019-2024. Ini menyebabkan pembahasan RUU EBET berjalan lambat.
Rolls-Royce menilai adopsi SAF yang lebih luas membutuhkan dukungan insentif dan kebijakan dari pemerintah sehingga harganya bisa mencapai level keekonomian.
Pengalihan pembahasan RUU EBET ke Dewan Perwakilan Rakyat dan pemerintahan yang baru dinilai dapat menghambat investasi energi baru terbarukan. Apa saja investasi yang berpotensi tertunda?