SMELTER: Berita Smelter Indonesia Hari Ini - Smelter Terbaru

PT Vale Indonesia Tbk (INCO) berencana menggandeng perusahaan asal Tiongkok guna membangun smelter feronikel di Bahadopi, Sulawesi Tenggara.

Smelter akan memiliki kapasitas produksi 45.000 ton.

Pengusaha mengandalkan dana pembangunan smelter dari kegiatan ekspor bijih nikel‎.

Smelter ditargetkan beroperasi mulai 2021 dengan produksi 120 ribu ton per tahun.

AMNT pun berkomitmen untuk menyelesaikan pembangunan fasilitas pengolahan dan permurnian dalam jangka waktu lima tahun.

Tiga smelter nikel ini masing-masing dimiliki oleh PT Aneka Tambang Tbk (Antam), PT Bintang Smelter Indonesia, dan PT Wanatiara Persada.

Saat ini pelanggan PLN dari tingkat industri masih sangat rendah.

Smelter ini dimiliki secara patungan oleh Wanatiara dengan perusahaan asal Tiongkok. Nilai investasi US$ 600 juta.

Pemerintah menargetkan 57 smelter beroperasi di dalam negeri pada 2022.

Sumber bahan baku PT Smelting dipasok dari dua tambang raksasa Indonesia, yakni PT Freeport Indonesia dan PT Amman Mineral Nusa Tenggara.

Penyerapan produk katoda tembaga saat ini hanya mencapai 40%-50% dari total produksi. PT Smelting merupakan satu-satunya produsen katoda tembaga nasional.

Jumlah tersebut sekitar 35% dari target minimal produksi yang ditetapkan pada tahun ini, 247 ribu ton katoda.

Dengan kapasitas penuh, Smelter tembaga milik PT Smelting di Gresik bisa menghasilkan 270 ribu ton katoda tembaga setahun.

Amman sedang melakukan pekerjaan desain awal, bekerja sama dengan perusahaan asal Finlandia, Otutotec.

Jumlah slag yang telah tertumpuk di smelter saat ini telah mencapai 17 juta ton. Jumlah slag ini bakal meningkat seiring dengan proyek pembangunan smelter