Menurut Copernicus Climate Change Service, rata-rata suhu global selama Januari-November 2024 naik hampir 1,6 derajat Celsius dibanding suhu era pra-industri.
Presiden COP29 Mukhtar Babayef memperingatkan situasi darurat iklim dan mendorong adanya ambisi pemangkasan emisi yang lebih agresif dan kesepakatan untuk mendanainya.
Energi nuklir dapat menjadi solusi mengatasi perubahan iklim. Riset dan persiapan yang dilakukan oleh BRIN menunjukkan Indonesia siap untuk membuat energi alternatif tersebut.
Beberapa Ilmuan dunia menilai bahwa menghilangkan karbondioksida di atmosfer tidak cukup untuk mencegah bencana perubahan iklim, jika pemanasan global telah melampaui ambang batas 1,5 derajat celcius.
Menurut lembaga riset Copernicus Climate Change Service, laju pemanasan global kian intens. Pada April 2024 suhu rata-rata permukaan bumi sudah naik 1,28 derajat Celsius.