Neraca Perdagangan - Berita Neraca Dagang Terkini - Defisit - Surplus

Pandemi virus corona menyebabkan impor dari Tiongkok anjlok ke level terendah sejak 2009.

BPS mencatat surplus neraca perdagangan pada Februari 2020 sebesar US$ 2,36 miliar, seiring impor dari Tiongkok yang anjlok akibat penyebaran virus corona.

Neraca perdagangan pada Februari diprediksi bakal surplus US$ 91 juta.

Dengan status negara maju, subsidi dalam produk ekspor Indonesia akan lebih mudah diperkarakan.

Neraca perdagangan Januari 2020 masih defisit, namun nilainya lebih baik dibandingkan Desember 2019. Hal itu mendorong rupiah menguat di Asia.

Defisit neraca perdagangan pada bulan lalu membaik dibandingkan Januari 2019 sebesar US$ 1,16 miliar. Namun, nilai ekspor dan impor masih menurun.

Neraca perdagangan Indonesia pada Januari diperkirakan sudah mulai terdampak oleh wabah virus corona.

India dinilai bakal rugi bila tidak ikut serta dalam RCEP. Indonesia dirasa perlu melanjutkan perjanjian regional terbesar di dunia itu.

Lewat kerja sama ini, tarif bea masuk produk di Indonesia dan Australia berpeluang menjadi 0 persen alias gratis.

Neraca perdagangan tahun lalu defisit mencapai US$ 3,2 miliar, turun dibandingkan 2018 yang mencapai US$ 8,7 miliar.

Ekonom Indef Faisal Basri menilai ekonomi Indonesia tidak bergantung pada ekspor dan impor, sehingga dampaknya minimal.

BPS mencatatkan defisit neraca perdagangan pada Desember 2019 sebesar US$ 28,2 juta.

Kenaikan impor Desember dipicu oleh meningkatnya impor non-mingas, terutama barang konsumsi untuk kebutuhan Natal dan Tahun Baru.

Neraca perdagangan Desember 2019 diperkirakan surplus dengan melihat indikator realisasi ekspor dan impor triwulan ketiga tahun lalu.

Presiden Jokowi ingin mengganti seluruh bahan bakar pesawat dengan kopra hasil perkebunan petani di Indonesia.