Rupiah Berpeluang Menguat, Pasar Optimistis soal Kesepakatan Dagang AS-Uni Eropa

Rahayu Subekti
24 Juli 2025, 11:06
Rupiah
ANTARA FOTO/Fathul Habib Sholeh/sgd/Spt.
Petugas menunjukan uang pecahan dolar AS dan rupiah di gerai penukaran mata uang asing, Jakarta, Selasa (8/4/2025). Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS ditutup melemah 69,5 poin atau 0,41 persen menjadi Rp16.891 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp16.822 per dolar AS.

Nilai tukar rupiah diperkirakan menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Kamis (24/7), seiring membaiknya sentimen pasar global. Optimisme pasar didorong oleh potensi tercapainya kesepakatan dagang antara AS dan Uni Eropa.

“Harapan pada potensi kesepakatan tarif AS dan Uni Eropa sebesar 15% bisa membebani dolar AS,” kata analis pasar mata uang Ariston Tjendra kepada Katadata.co.id, Kamis (24/7).

Selain faktor eksternal, tekanan terhadap dolar AS juga datang dari pelemahan indikator ekonomi domestik Negeri Paman Sam. Salah satunya adalah penurunan data penjualan rumah yang menyentuh level terendah dalam sembilan bulan terakhir.

Dengan latar belakang tersebut, Ariston memperkirakan rupiah berpotensi menguat hingga menyentuh level Rp 16.200 per dolar AS, dengan level resisten di kisaran Rp 16.350 per dolar AS.

Berdasarkan data Bloomberg pada pukul 11.00 WIB, rupiah dibuka menguat di posisi Rp 16.279 per dolar AS, naik 23,50 poin atau 0,14% dibandingkan penutupan sebelumnya.

Sentimen Positif dari Global

Senada, Senior Economist KB Valbury Sekuritas Fikri C. Permana juga melihat peluang penguatan rupiah di kisaran Rp 16.220 hingga Rp 16.320 per dolar AS pada perdagangan hari ini.

Menurutnya, meredanya ketegangan dagang global menjadi pendorong utama. “Kesepakatan yang makin dekat antara AS dan Jepang, serta AS dan Uni Eropa, memberikan sentimen positif,” kata Fikri.

Ia menambahkan, sikap independen Bank Sentral AS (The Fed) juga memberi angin segar bagi pelaku pasar. “Independensi The Fed yang tetap terjaga menjadi sentimen positif bagi pasar keuangan global, termasuk Indonesia,” ujarnya.

Reporter: Rahayu Subekti
Video Pilihan
Loading...

Artikel Terkait