Kesepakatan Dagang AS-Uni Eropa Bisa Perkuat Rupiah, Ini Proyeksi Analis

Rahayu Subekti
28 Juli 2025, 09:24
rupiah
ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/bar
Petugas menjunjukkan uang pecahan dolar AS dan rupiah di gerai penukaran mata uang asing di Jakarta, Kamis (15/5/2025). Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS ditutup di level Rp16.528,5 atau menguat 0,20 persen dibandingkan penutupan perdagangan hari sebelumnya.

Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa akhirnya mencapai kesepakatan dagang penting. Keduanya sepakat untuk menetapkan tarif impor sebesar 15% bagi sebagian besar barang Eropa ke AS, termasuk mobil. Kebijakan ini menggantikan ancaman tarif sebelumnya sebesar 30%.

Analis Doo Financial Futures, Lukman Leong menilai kesepakatan tersebut dapat membawa dampak positif terhadap nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

"Rupiah berpeluang menguat, bergerak di kisaran Rp 16.250 hingga Rp 16.400 per dolar AS," kata Lukman kepada Katadata.co.id, Senin (28/7).

Namun, rupiah justru dibuka melemah pagi ini. Berdasarkan data Bloomberg pukul 09.05 WIB, nilai tukar rupiah berada di level Rp 16.329 per dolar AS, turun 9 poin atau 0,06% dibanding penutupan sebelumnya.

Kepala Ekonom Bank Permata, Josua Pardede juga memperkirakan peluang penguatan rupiah masih terbuka.

"Hari ini, rupiah diperkirakan bergerak dalam rentang Rp 16.275 hingga Rp 16.375 per dolar AS," ujar Josua.

Ia menjelaskan, pada pekan lalu rupiah cenderung bergerak sideways seiring data ekonomi AS yang solid serta perkembangan terbaru dalam ketegangan geopolitik global.

Menurut Josua, penguatan dolar AS belakangan ini juga dipicu oleh pernyataan Presiden Donald Trump yang kembali membantah isu pemecatan Ketua The Fed Jerome Powell.

Hal ini menyusul pembahasannya mengenai renovasi proyek The Fed pada malam sebelumnya. Pasar juga tengah mencermati hasil pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC).

"Apresiasi dolar AS juga ditopang oleh antisipasi pasar terhadap pertemuan FOMC Juli 2025 yang digelar pekan ini. Akibatnya, rupiah melemah 0,17% ke level Rp 16.315 per dolar AS pada akhir pekan lalu," kata Josua.

Reporter: Rahayu Subekti
Video Pilihan
Loading...

Artikel Terkait