Smelter dan E-Commerce Jadi Penarik Investor Asing ke Indonesia

Ihya Ulum Aldin
24 Juli 2018, 14:59
Menteri Perdagangan Thomas Lembong
Katadata | Arief Kamaludin

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong mengatakan ada dua sektor yang mampu membuat investor asing menanamkan modalnya ke dalam negeri (Foreign Direct Investment/FDI) dalam lima tahun terakhir. Kedua sektor usaha ini adalah smelter dan pedagangan melalui elektronik (e-commerce).

Industri pengolahan dan pemurnian mineral (smelter) dianggap menjadi primadona yang menarik investor asing menaruh modalnya dalam jumlah yang sangat besar ke Indonesia. "Investasinya miliaran dolar dan sebentar lagi puluhan miliar dolar yang masuk ke situ," kata Thomas di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (24/7).

(Baca: Kemenperin Catat Investasi Smelter Mencapai Rp 234 Triliun)

Dengan nilai investasi yang besar, industri smelter bisa menjadikan Indonesia masuk dalam jajaran tiga teratas produsen dan eksportir baja (stainless steel) di dunia. Thomas menilai kebijakan larangan ekspor mineral mentah di zaman pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) cukup berhasil memaksa investor masuk ke sektor smelter.

Sektor kedua, e-commerce dan digital ekonomi yang mengalami pertumbuhan pesat secara signifikan dalam 4 tahun terakhir. Thomas mengestimasi, arus dana masuk (inflow) ke sektor e-commerce mencapai US$ 2-3 miliar atau sekitar Rp 30-40 triliun per tahun. Menurutnya, sektor ini menyumbang 15-20% dari total investasi asing di Indonesia setiap tahunnya.

"Jadi ini memperlihatkan betapa bakat kita, terutama kalangan muda untuk bergerak di dalam bidang ini," katanya. (Baca juga: Modal Tiongkok Guyur Startup Lokal)

Saat ini Indonesia memiliki empat perusahaan digital yang valuasi asetnya sudah mencapai US$ 1 miliar atau biasa disebut unicorn. Jumlah ini menyamai perusahaan perintis (startup) berlabel unicorn di Uni Eropa.

Thomas optimistis sektor e-commerce ini akan menjadi mesin penggerak ekonomi Indonesia karena pertumbuhannya encapai 20-25% per tahun. Padahal pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya sekitar 5% per tahun. 

"Itu yang terlihat dari angka-angka dan fakta-fakta yang ada. Jadi itu lah motor-motor penggerak ekonomi kita yang baru, yang harus kita jaga," kata Thomas.

(Baca: Targetkan Rp 1.739 T, e-Commerce Minta Investasi Asing Dipermudah)

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...