Uni Eropa Desak Cina Tetapkan Target Iklim yang Lebih Ambisius

pixabay.com
Bendera Uni Eropa
Komisioner Iklim Uni Eropa, Wopke Hoekstra, menyoroti pentingnya aksi Cina mengurangi emisi pemanasan global dan ketergantungan ekonominya pada batu bara. Uni Eropa mendesak Cina untuk menunjukkan kepemimpinan yang lebih besar dalam aksi-aksi iklim.
Dalam diskusinya soal lingkungan dan iklim bersama pejabat Cina, Hoekstra juga mendorong Cina agar menghentikan pembangunan pembangkit listrik tenaga batu bara (PLTU) baru serta menghentikan penggunaan bahan bakar fosil.
"Kami mendorong Cina untuk mengambil peran kepemimpinan yang lebih besar ke depannya dan benar-benar bergerak maju dengan pengurangan emisi yang signifikan dalam beberapa tahun ke depan, serta keluar dari ranah batu bara," ujar Hoekstra kepada Reuters dalam sebuah wawancara.
Jumlah Pembangkit Listrik Tenaga Batu Bara Justru Meningkat
Jumlah PLTU batu bara yang sedang dibangun di Cina justru mengalami peningkatan. Menurut World Economic Forum (WEF), keberadaan PLTU ini membuat Cina menjadi penghasil emisi gas rumah kaca terbesar di dunia.
Laporan Greenpeace menunjukkan, pembangunan PLTU batu bara baru sebesar 11,29 gigawatt (GW) yang disetujui Cina pada kuartal pertama tahun ini, melampaui tingkat persetujuan pada paruh pertama tahun 2024.
Melihat situasi ini, Hoekstra menyatakan penundaan penandatanganan deklarasi iklim antara Uni Eropa dan Cina, hingga Beijing menjanjikan komitmen lebih besar untuk mengurangi emisi.
"Kami terbuka untuk menyelidiki potensi deklarasi, tetapi ... hal terpenting tentang pernyataan semacam ini adalah isi yang terkandung di dalamnya," ujar Hoekstra.
Akan tetapi, Hoekstra tidak menyampaikan secara rinci komitmen apa yang diharapkan Uni Eropa dari Cina. Hoekstra mengatakan Uni Eropa tertarik menjajaki kerja sama dengan Cina menjelang konferensi iklim PBB COP30 yang akan diadakan di Brasil pada November 2025.
Reporter: Ajeng Dwita Ayuningtyas
Editor: Hari Widowati