Fokus Tiga Lini Bisnis di Tangan John Riady
Selain mengumumkan aksi korporasi, Lippo Karawaci juga merombak jajaran direksi dan komisarisnya. John Riady, putra sulung James Riady, dipercayai untuk menduduki posisi Chief Executive Officer (CEO) Lippo Karawaci menggantikan Ketut Budi Wijaya.
Doktor lulusan Columbia University Law School ini sebelumnya menjabat Presiden Komisaris Siloam International Hospitals. John mengaku melihat peluang yang besar untuk membangun Lippo Karawaci menjadi perusahaan pengembang real estat terintegrasi yang terkemuka di Indonesia. Ia akan bekerja untuk mendorong keunggulan operasional, fokus, dan pendekatan yang lebih disiplin dalam alokasi modal di Lippo Karawaci.
John didampingi oleh Chief Financial Officer Surya Tatang yang sebelumnya merupakan Komisaris Independen di PT Matahari Department Store Tbk (LPPF). Selain itu, ada Direktur Proyek Peter Yu yang sebelumnya menjadi General Manager Impiana Group Malaysia. Adapun posisi Chief Operating Officer tetap dilanjutkan oleh Marshall Martinus.
Jajaran dewan komisaris Lippo Karawaci juga dirombak. John Prasetio menjadi Presiden Komisaris Independen menggantikan Theo L Sambuaga. Selain itu, ada Stephen Riady, George Raymond Zage III, Kin Chan, dan Anangga W Roosdiono yang duduk di posisi komisaris. Sebelumnya, Agum Gumelar, Farid Harianto, dan Sutiyoso menjadi komisaris di perusahaan properti itu.
Di tangan sang putra mahkota, Lippo Karawaci akan fokus pada tiga kompetensi bisnis, yakni perumahan di daerah perkotaan (urban housing), lifestyle malls, dan layanan kesehatan. Di segmen urban housing, LPKR akan memperluas produk urban homes dan mengembangkan proyek-proyek mixed use yang memiliki nilai tambah. Lippo membidik peluang pertumbuhan penduduk kelas menengah atas dengan memanfaatkan landbank seluas lebih dari 8 ribu hektare yang dimilikinya.
Di segmen lifestyle malls, perseroan akan mempertahankan kepemimpinan pasar, meningkatkan hasil aset melalui penyewaan yang proaktif dan lebih baik. Perseroan juga akan mengoptimalkan pendapatan melalui strategi daur ulang aset yang efisien. Saat ini, LPKR memiliki 51 mal dengan total luas 3,5 juta meter persegi dan okupansi lebih dari 80%.
Di segmen layanan kesehatan, Lippo Karawaci akan meningkatkan kualitas pelayanan klinis dan perawatan pasien. Perseroan juga akan memberikan kinerja keuangan yang kuat dari aset-aset yang ada. LPKR memiliki 35 rumah sakit dengan kapasitas 7.130 tempat tidur.
Strategi yang disiapkan dari sisi pendanaan maupun transformasi bisnis tersebut diharapkan dapat merevitalisasi peran Lippo Karawaci sebagai pemain utama di sektor properti di Indonesia. Namun, perlu waktu untuk mengetahui sejauh mana strategi ini akan berhasil di bawah sentuhan John Riady.
(Baca: Lippo Karawaci Tuntaskan Penjualan Bowsprit dan First REIT Rp 2,2 T)