Dibuka Melemah 0,47%, Rupiah Berpeluang Menguat Mengikuti Harga Minyak

ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/wsj.
Karyawan menghitung uang rupiah dan dolar AS di Bank Mandiri Syariah, Jakarta, Senin (20/4/2020). Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dibuka melemah pada perdagangan Kamis (23/4) pagi di level Rp 15.523 per dolar AS.
Editor: Ekarina
23/4/2020, 10.04 WIB

Nilai tukar rupiah dibuka melemah 0,47% ke level Rp 15.523 per dolar AS  pada perdagangan pagi ini, Kamis (24/4). Meski demikian, rupiah berpotensi menguat sepajang hari ditopang sejumlah sentimen global, seperti harapan akan pelonggaran karantina wilayah atau lockdown hingga penguatan harga  minyak. 

Mengutip Bloomberg, sebagian mata uang Asia menguat pagi ini. Rupee India, peso Filipina dan ringgit Malaysia masing-masing naik 0,21%, 0,12% dan 0,06%. 

Adapun Yen Jepang turun 0,03% diikuti won Korea 0,05%, yuan Tiongkok 0,01%, dolar Singapura 0,04% dan baht Thailand 0,01%.

(Baca: Rupiah Menguat Imbas Rencana Pelonggaran Lockdown Sejumlah Negara)

Vice President Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan sentimen positif di pasar Asia kembali berlanjut pagi ini. "Melanjutkan sentimen positif sejak pembukaan pasar Eropa kemarin hingga penutupan pasar AS subuh tadi," kata Tjendra kepada katadata.co.id, Kamis (23/4).

Sebagian pasar berharap karantina wilayah atau lockdown akan segera dibuka. Sebab, pertumbuhan jumlah warga  yang terjangkit virus corona di beberapa negara Eropa dan Amerika Serikat mulai melandai.

(Baca: Terseret Kejatuhan Harga Minyak, Rupiah Melemah ke Rp 15.506 per Dolar)

Selain itu, sentimen positif datang dari persetujuan parlemen AS terkait wacana pemberian stimulus tambahan bagi pemerintah sekitar US$ 480 miliar. "Rebound-nya harga minyak mentah juga turut memberi sentimen postif," ujarnya.

Dengan adanya sentimen tadi, Tjendra menilai nilai tukar rupiah berpotensi menguat di level Rp 15.250 hingga 15.500 per dolar AS.

Reporter: Agatha Olivia Victoria