Pemerintah Tarik Utang, Cadangan Devisa Desember Naik jadi US$ 129,2 M

Arief Kamaludin (Katadata)
Ilustrasi. BI mencatat cadangan devisa pada Desember 2019 mencapai US$ 129,2 miliar.
8/1/2020, 10.45 WIB

Bank Indonesia mencatat, posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Desember 2019 mencapai US$ 129,2 miliar, naik dibanding bulan sebelumnya US$ 126,6 miliar. Peningkatan cadangan devisa antara lain didorong oleh penarikan utang luar negeri pemerintah. 

Direktur Eksekutif Onny Widjanarko menjelaskan, perkembangan cadangan devisa dipengaruhi oleh penarikan utang luar negeri pemerintah, penerimaan devisa migas, dan penerimaan devisa lainnya. Posisi cadangan devisa pada Desember setara dengan pembiayaan 7,6 bulan impor atau 7,3 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.

"Serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor," kata Onny dalam Keterangan Resminya, Jakarta, Rabu (8/1).

(Baca: BI Catat Modal Asing Masuk Tembus Rp 224 T pada 2019, Mayoritas ke SBN)

BI juga menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal, serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan. "Ke depan, BI memandang cadangan devisa tetap memadai dengan didukung stabilitas dan prospek ekonomi yang tetap baik," tutupnya.

Sebelumnya, Gubernur BI Perry Warjiyo memperkirakan cadangan devisa Indonesia akan meningkat. Hal ini seiring dengan derasnya aliran modal masuk dan realisasi data Neraca Pembayaran Indonesia atau NPI yang diperkirakan akan surplus pada kuartal IV 2019. 

"Kami perkirakan cadangan devisa akan lebih tinggi dari US$ 127 miliar," ucap Perry saat ditemui di Kompleks BI, Jakarta, Jumat (3/1).

(Baca: Stabilitas Sistem Keuangan RI Dibayangi Perang Dagang AS-Tiongkok)

Seiring proyeksi cadangan devisa yang bertambah, Perry juga memperkirakan Neraca Pembayaran Indonesia atau NPI pada kuartal IV 2019 akan surplus. Pada kuartal III 2019, NPI tercatat defisit US$ 46 juta, meski membaik dibanding kuartal sebelumnya yang mencatat defisit US$ 2 miliar.

Sementara defisit transaksi berjalan pada kuartal III 2019 mencapai US$ 7,7 miliar atau 2,7% terhadap Produk Domestik Bruto atau PDB, membaik dibanding kuartal sebelumnya US$ 8,5 miliar atau 3,22% terhadap PDB.

Adapun sepanjang tahun lalu, cadangan devisa bertambah US$ 8,5 miliar dari posisi Desember 2018 sebesar US$ 120,7 miliar. Sementara itu, realisasi sementara APBN 2019 mencatat pembiayaan anggaran atau penambahan utang mencapai Rp 399,5 triliun, membengkak dari target Rp 296 triliun. 

Reporter: Agatha Olivia Victoria