Pasar Lesu, Pendapatan Properti Lippo Karawaci Kuartal III-2017 Turun

Donang Wahyu | Katadata
Lippo KATADATA|Donang Wahyu
Penulis: Ihya Ulum Aldin
1/2/2018, 11.53 WIB

Melemahnya pasar properti di Indonesia membuat pendapatan PT Lippo Karawaci Tbk di sektor ini turun. Hingga kuartal III tahun lalu pendapatan sektor properti Grup Lippo ini turun hingga dua digit. Namun, masih tertolong dari sektor lain, sehingga total pendapatannya bisa naik tipis.

Perseroan mengungkapkan sepanjang sembilan bulan tahun lalu pendapatan dari divisi Residential & Urban Development turun sebesar 20 persen dibandingkan kuartal III-2016, menjadi Rp 1,9 triliun. Pendapatan dari divisi Townships juga turun hingga 32 persen menjadi Rp 957 miliar.

Pendapatan dari Large Scale Integrated relatif datar sebesar Rp983 miliar. Di mana terdapat pengakuan pendapatan dari proyek-proyek yang sedang dibangun, terutama dari CBD Meikarta dan Millenium Village.

“Ini mencerminkan pelemahan pasar properti di Indonesia selama sembilan bulan 2017,” seperti dikutip dalam keterbukaan informasi Lippo Karawaci di situs Bursa Efek Indonesia, Rabu (31/1).

Secara total, pendapatan perusahaan berkode saham LPKR ini masih tumbuh 0,86 persen dari Rp 7,43 triliun pada kuartal III-2016, menjadi Rp 7,49 triliun pada kuartal III-2017. Pertumbuhan ini disumbang lebih besar dari pendapatan bisnis rumah sakit.

Dalam rilisnya, perseroan mengungkapkan bahwa bisnis Healthcare (kesehatan) terus memberikan kontribusi yang cukup baik. Pendapatan dari divisi ini naik 12 persen menjadi Rp 4,3 triliun. Jumlah pasien rawat inap tumbuh 6 persen dan kunjungan pasien rawat jalan naik 16 persen.

Dalam sembilan bulan tahun lalu, LPKR telah membuka delapan rumah sakit baru. Dengan tambahan ini, jumlah rumah sakit yang dimiliki anak usahanya, PT Siloam International Hospital Tbk, menjadi 31 unit rumah sakit dengan 3.336 tempat tidur operasional.

Selain itu, pendapatan dari divisi komersial yang terdiri dari Mal Ritel & Hotel, relatif datar sebesar Rp 550 miliar. Pendapatan Mall naik 9 persen menjadi Rp 284 miliar. Pendapatan pusat perbelanjaan ini terutama ditopang oleh peningkatan kontribusi dari Lippo Mal Puri, Buton dan Jambi. Pendapatan Hotels & Hospitality juga flat datar sebesar Rp 266 miliar.

Sementara pendapatan divisi Manajemen Aset meningkat sebesar 9 persen menjadi Rp 707 miliar. Faktor utamanya disebabkan oleh membesarnya basis aset yang dikelola serta bertumbuhnya fee dan pendapatan dividen dari kedua REITS kami di Singapura.

Pendapatan berulang atau recurring income LPKR juga terus bertumbuh dan mencatat pertumbuhan sehat sebesar 11 menjadi Rp5,5 triliun. Pendapatan pasif ini memberikan kontribusi sebesar 74 persen terhadap total pendapatan LPKR untuk periode sembilan bulan 2017.

Meski total pendapatannya, hingga kuartal III-2017, LPKR mencatat penurunan laba kotor sebesar 2,5 persen menjadi Rp 3,05 triliun. Laba bersihnya juga turun 7,16 persen menjadi Rp 624,6 miliar. Tingginya beban biaya perseroan membuat margin laba kotor turun dari 42,1 persen menjadi 40,7 persen. Adapun margin laba bersih turun dari 9 persen menjadi 8,3 persen.