PT Matahari Departement Store Tbk (LPPF) membukukan laba bersih pada periode Januari-September 2019 sebesar Rp 1,18 triliun. Angka ini anjlok 20,8% dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya (year on year/ yoy) sebesar Rp 1,49 triliun.
Mengutip laporan keuangan perusahaan, sepanjang Januari-September 2019, Matahari mencatat penjualan kotor sebesar Rp 13,8 triliun, naik 1,5% dibanding periode yang sama tahun lalu Rp 13,6 triliun.
Minimnya pertumbuhan penjualan perseroan sejalan dengan tingkat rata-rata pertumbuhan penjualan per gerai (same store sales growth/ SSSG) Matahari yang turun drastis menjadi 0,5% dari 4,4%.
(Baca: Buka-Tutup Gerai, Strategi Bertahan di Tengah Ketatnya Persaingan)
Minimnya penjualan perseroan juga menyebabkan laba kotor perusahaan tertekan 2,5% menjadi Rp 4,7 triliun serta EBITDA yang turun 15,6% menjadi Rp 1,8 triliun dari sebelumnya Rp 2,1 triliun.
CEO dan Wakil Presiden Matahari Departement Store Richard Gibson mengatakan kondisi retail saat ini sangat kompetitif. Namun perusahaan berdalih mampu mencapai pertumbuhan penjualan yang positif.
"Kami terus meningkatkan berbagai koleksi fashion bersama dengan analisa yang diperkuat atas basis loyalitas perusahaan," kata Richard.
(Baca: Giant Supermarket Tutup, 4 Perusahaan Ini Lebih Dulu Tutup Gerai)
Matahari saat ini mengoperasikan 166 gerai di 75 kota di seluruh Indonesia, ini termasuk tiga gerai speciality baru yang dibuka di Medan, Sumatera Utara, dan Jakata.
Saat ini Matahari memiliki pelanggan loyalitas aktif sebanyak 7,9 juta, atau tumbuh sekitar 15% dari periode yang sama pada tahun lalu.