Anggaran Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tahun ini turun 24% menjadi sekitar Rp 4,9 triliun. Ini pun mempengaruhi porsi alokasi dari anggaran tersebut.

Dari anggaran sebesar itu, porsi belanja infrastruktur hanya 50,5%, lalu belanja aparatur 28,7%, dan belanja nonfisik 20,8%. “Kami tetap berkomitmen menganggarkan lebih 50% untuk rakyat," kata Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM, Ego Syahrial dalam rapat di Komisi VII DPR, Jakarta, Rabu (16/1).

Porsi anggaran infrastruktur tahun ini lebih kecil dari tahun lalu yang bisa mencapai 56% dari total angaran Rp 6,5 triliun. Sedangkan, porsi belanja aparatur tahun 2018 hanya Rp 1,7 triliun atau 26% dari total anggaran 2018. Sedangkan sisa 18% atau Rp 1,1 triliun digunakan untuk belanja publik nonfisik 

Ego memerinci anggaran tersebut akan dibagi ke 11 sektor di ESDM. Pertama, untuk Sekretariat Jenderal untuk pogram dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis sebesar Rp 342 miliar. Kedua, Inspektur Jenderal Kementerian ESDM sebesar Rp 64 miliar untuk program pengawasan dan peningkatan akuntabilitas aparatur ESDM.

Ketiga, Direktorat Jenderal Migas sebesar Rp 1,1 triliun untuk program pengelolaan penyediaan migas.  Keempat, Direktorat Jenderal Ketenagakelistrikan sebesar Rp 97 miliar untuk pengelolaan ketenagalistrikan.

Kelima, Direktorat Jenderal Mineral dan Batu bara Rp 295 miliar. Keenam, Sekretariat Jenderal Dewan Energi Nasional (DEN) sebesar Rp 35 miliar untuk dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya.  Ketujuh, Badan Penelitian dan Pengembangan ESDM sebesar Rp 425 miliar untuk penelitian dan pengembangan ESDM.

Kedelapan, BPSDM untuk pengembangan sumber daya manusia ESDM sebesar Rp 735 miliar. Kesembilan, Badan Geologi sebesar Rp 735 miliar untuk penelitian, mitigasi,dan pelayanan geologi. Kesepuluh, BPH Migas, untuk pengaturan dan pengawasan penyediaan dan pendistribusian BBM dan pengangkutan Gas Bumi melalui pipa sebesar Rp 168 miliar. Kesebelas, Direktorat Jenderal EBTKE untuk pengelolaan energi baru terbarukan dan konservasi energi Rp 1,1 miliar.

(Baca: Anggaran Dipangkas, Proyek Jaringan Gas Berkurang)

Ada sejumlah infrastruktur prioritas yang akan dibangun tahun ini di sektor energi. Di antaranya pembangunan infrastuktur jaringan gas bumi, revitalisasi pos pengamatan gunung api, pembagian konverter kit BBM ke bahan bakar gas untuk nelayan, penyediaan bor air tanah dangkal untuk tanggap darurat, dan pemboran air bersih di daerah sulit air.