Retail Offline Tutup Gerai, Marketplace Bahan Pangan Justru Menjamur

Ilustrasi, konsumen berbelanja di Supermarket Giant Ekspres, Mampang Prapatan, Jakarta, Minggu (23/6/2019). Giant berencana menutup enam gerai di wilayah Jabodetabek yang akan dilakukan pada 28 Juli 2019. Di tengah penutupan gerai ini, marketplace bahan makanan menjamur.
24/6/2019, 15.05 WIB

PT Hero Supermarket Tbk dikabarkan menutup enam gerai Giant pada 28 Juli mendatang. Padahal, Hero sudah menutup 26 gerai pada Januari lalu. Di tengah ramainya penutupan gerai oleh pengusaha retail offline, marketplace bahan pangan justru kian menjamur.

Marketplace bahan makanan tersebut seperti Brambang.com, Sayurbox, Etanee, Lemonilo, BlibliMart, dan lainnya. Meski begitu, menurut Wakil Ketua Umum Aprindo Tutum Rahanta, bisnis online bukanlah penyebab utama dari tutupnya gerai retail offline seperti Hero. “Pengaruh (bisnis online) ada, tapi bukan yang dominan,” kata dia kepada Katadata.co.id, Senin (24/6).

Ia menduga, penyebab utama penutupan gerai Giant terjadi karena perusahaan itu melakukan efisiensi. Ada juga faktor lainnya, seperti lokasi yang sudah tidak sesuai dengan perkembangan zaman, persaingan antarsesama retail maupun pebisnis lain, permasalahan manajemen, dan sebagainya.

(Baca: Dikabarkan Segera Tutup Enam Gerai, Giant Obral Diskon & PHK Karyawan)

Hero bersaing dengan retail minimarket yang fokus membangun gerai dekat dengan konsumen seperti Alfamart dan Indomart. Selain itu, pesaing Hero bertambah dengan kehadiran  marketplace yang menyediakan bahan makanan.

Brambang.com misalnya, menyediakan berbagai aneka bahan makanan mulai dari buah-buahan, bumbu rempah, sayuran, daging, produk susu, makanan beku, hingga kudapan (snack). Marketplace ini juga menghadirkan penawaran gratis ongkos kirim untuk pemesanan dengan nilai tertentu. Produk yang dipesan pun diantar pada hari berikutnya setelah pemesanan.

Ada juga Etanee, yang menjual bahan makanan dan aneka kuliner olahan yang siap saji. Marketplace ini juga memberikan informasi mengenai lokasi penjual makanan keliling menggunakan gerobak hingga yang ada di pasar tradisional.

(Baca: Retail Minimarket Masih Tumbuh 1000 Gerai Tiap Tahun)

Lalu, BlibliMart. Selain fokus pada produk fashion, elektronik, dan lainnya, Blibli menyiapkan laman khusus untuk bahan makanan yang diberi nama BlibliMart. Blibli menyediakan aneka produk makanan, minuman, kebutuhan ibu dan anak, perawatan rumah tangga, perawatan kulit tubuh, serta makanan beku dan segar.

Blibli menyediakan layanan pengiriman barang di hari yang sama untuk wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) lewat kerja sama dengan Gojek. Pembayaran yang ditawarkan pun  lebih beragam yakni tunai atau mencicil selama enam bulan hingga setahun.

Kemudian Sayurbox yang menawarkan aneka produk makanan seperti sayuran dan buah-buahan organik, aneka salad, serta jus. Marketplace itu juga menjual aneka rempah dan bumbu dapur, kudapan sehat, roti, selai, dan sebagainya. Startup ini menyiapkan skema pengiriman produk dalam kurun waktu sehari setelah panen.

(Baca: Aprindo: Penjualan Retail Selama Ramadan dan Idul Fitri 2019 Lesu)

Selain Sayurbox, ada beberapa marketplace yang fokus menyediakan bahan makanan sehat, yakni Lemonilo, Kecipir, dan Club Sehat. Ada juga marketplace yang mengkhususkan diri untuk produk oleh-oleh seperti Omiyago. Startup tersebut bahkan menawarkan layanan pengiriman menggunakan armada khusus untuk menjaga kualitas produk.

Konsumen juga bisa membeli bahan makanan melalui pedagang sayur keliling yang terintegrasi dengan platform digital seperti Kedai Sayur dan Tukangsayur.co. Layanan seperti ini menjadi alternatif bagi konsumen yang enggan berbelanja ke retail offline seperti Hero, Giant, ataupun Superindo.

(Baca: Asosiasi Sebut Giant Tutup Bukan Karena Pengaruh Bisnis Online)

Ada juga marketplace yang langsung menghubungkan petani dengan konsumen individu hingga restoran, seperti RegoPantes, LimaKilo, dan Tanihub. Marketplace seperti ini mengklaim harga produk yang ditawarkan lebih murah, karena memutus rantai distribusi.

Selain marketplace, perubahan gaya hidup masyarakat yang gemar memesan makanan siap saji menjadi tantangan tersendiri bagi retail offline. Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan, ada perlambatan pertumbuhan pada komponen makanan dan minuman selain restoran, dari 5,36% pada 2017 menjadi 4,81% pada 2018.

Namun, komponen restoran dan hotel tumbuh dari 5,31% menjadi 5,85% pada tahun lalu. BPS menduga, salah satu penyebabnya adalah kehadiran layanan pesan-antar makanan seperti Go-Food dan GrabFood.

(Baca: Layanan Pesan Antar Go-Food dan GrabFood Ubah Perilaku Konsumen)


Reporter: Cindy Mutia Annur