WeChat Pay resmi beroperasi di Indonesia mulai bulan ini. Perusahaan teknologi finansial (fintech) pembayaran, PT Fintek Karya Nusantara (Finarya) menyiapkan strategi supaya LinkAja bisa bersaing dengan dompet digital asal Tiongkok itu.
Chief Marketing Officer (CMO) Link Aja Edward Kilian Suwignyo menilai, sebagian besar fintech pembayaran menyasar pasar di lingkup gaya hidup (lifestyle). Padahal, menurut dia lingkup yang bisa digarap sangat luas.
"Kami masuk di lingkup kebutuhan sehari-hari (daily essential), bukan lifestyle," ujar Edward di Jakarta, Jumat (17/1). Ia optimistis, fokus ini membantu perusahaan bersaing dengan WeChat Pay maupun fintech lainnya.
Karena itu, LinkAja menyediakan layanan pembayaran untuk kebutuhan sehari-hari seperti transportasi, pengisian bahan bakar hingga mitra penjual (merchant). Dompet digital bahkan sudah hadir di aplikasi Gojek, Grab dan Bonceng.
(Baca: Perkuat Layanan Transportasi, LinkAja Hadir di Gojek, Grab dan Bonceng)
Selain itu, layanan pembayaran LinkAja bisa digunakan untuk transportasi seperti Blue Bird, KAI, Trans Semarang, Damri, Railink, Garuda Indonesia, Citilink, MRT, LRT di Palembang. “Penggunaannya (usecase) untuk sehari-hari,” kata Edward.
Adapun WeChat Pay merambah pasar Indonesia menggunakan jaringan Bank CIMB Niaga. Bank Indonesia (BI) juga sedang memproses perizinan Alipay.
Direktur Konsumer CIMB Niaga Lani Darmawan menjelaskan, perusahaannya telah mempersiapkan mesin electronic data capture (EDC) supaya dapat memproses pembayaran lewat WeChat Pay dan Alipay. "Januari kami set up mesin EDC,” kata dia beberapa waktu lalu.
Melalui kerja sama itu, mesin EDC CIMB Niaga dapat melayani transaksi turis Tiongkok dan negara lain yang menggunakan Wechat Pay dan Alipay. Selain CIMB, kedua perusahaan asal Negeri Tirai Bambu itu bekerja sama dengan BCA.
"Kerja sama ini berpotensi dapat berjalan pada kuartal II 2020," ujar Executive Vice Presiden Secretariat and Corporate Communication BCA Her F Haryn.
(Baca: WeChat Pay Resmi Beroperasi di Indonesia, Alipay Segera Menyusul)
Sesuai ketentuan BI, penyelenggara jasa sistem pembayaran (PJSP) asing wajib bekerja sama dengan bank umum kegiatan usaha (BUKU) 4. Mereka juga harus mengadopsi standardisasi kode Quick Response (QRIS).
Selain WeChat Pay dan Alipay, Whatsapp Pay dikabarkan bakal hadir di Indonesia. WhatsApp kabarnya tengah mendekati Gopay, OVO, dan DANA.
Pendiri sekaligus CEO DANA Vincent Iswara sempat mengatakan, perusahaannya selalu menyesuaikan layanan dengan kebutuhan masyarakat dan merekrut tim dari lokal. Hal ini supaya bisa bersaing dengan fintech pembayaran, termasuk WhatsApp Pay.
“Strategi khususnya membuat pembayaran yang sesuai masyarakat Indonesia. Kami percaya tim dan pengembangnya dari lokal. Jadi saya yakin bisa bersaing,” kata dia di kantornya, Jakarta, Kamis (14/11/2019).
Per November 2019, dompet digital DANA digunakan oleh sekitar 30 juta pengguna dengan rerata transaksi 2 juta per hari. Vincent menilai jumlah tersebut menunjukkan peningkatan yang cukup baik.
(Baca: Untung-Rugi Masuknya Dua Raksasa Fintech Pembayaran asal Tiongkok)