OPEC Perpanjang Pemangkasan Produksi, Harga Minyak Terkerek

KATADATA
Pengeboran minyak lepas pantai.
Editor: Ekarina
9/8/2019, 09.14 WIB

Harga minyak mulai terkerek naik pada perdagangan, Kamis waktu setempat atau Jumat (WIB) setelah sempat anjlok selama sepekan. Hal ini ditopang oleh ekspektasi pengurangan produksi negara-negara OPEC di tengah kekhawatiran perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan Tiongkok.

Mengutip Reuters, harga minyak mentah Brent, berada di level US$ 57,61 per barel, naik 23 sen atau 0,4%, dari penutupan sebelumnya. Sedangkan harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) berada di level US$ 52,79 per barel, naik 25 sen atau 0,5%, dari penutupan terakhir. 

Kedua kontrak melonjak lebih dari 2% pada Kamis, pulih dari posisi terendah Januari, didukung laporan pemanggilan negara produsen  minyak oleh Arab Saudi selaku eksportir minyak terbesar dunia. Pemanggilan itu salah satunya guna membahas isu utama terkait penurunan harga minyak mentah saat ini.

(Baca: Perang Dagang Sebabkan Harga Minyak Merosot Hampir 5%)

Meski mulai menanjak, harga minyak masih kehilangan lebih dari 20% dari posisi harga puncak yang  sempat dicapai pada April lalu.

Arab Saudi pemimpin Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC), berencana untuk mempertahankan ekspor minyak mentahnya di bawah 7 juta barel per hari pada Agustus dan September 2019. Hal itu dilakukan guna membawa pasar kembali seimbang dan membantu penyerapan persediaan minyak global.

“Produksi Saudi pada bulan September juga akan lebih rendah daripada saat ini. Ini membantu rebound minyak mentah dari level terendah sejak Januari, ”kata ekonom ANZ Bank dalam sebuah catatan.

Di sisi lain, Menteri Energi dan Industri Uni Emirat Arab Suhail Mohamed Faraj Al Mazrouei Uni Emirat Arab juga akan terus mendukung tindakan dalam menyeimbangkan pasar minyak. Ia mengatakan OPEC dan komite pemantau menteri non-OPEC akan bertemu di Abu Dhabi pada 12 September mendatang untuk meninjau pasar minyak.

(Baca: Terseret Sentimen Perang Dagang, Harga Minyak Dunia Anjlok 3%)

OPEC dan sekutunya termasuk Rusia sepakat pada bulan Juli untuk memperpanjang pengurangan pasokan hingga Maret 2020 untuk meningkatkan harga minyak.

Sebelumnya, pasar keuangan global diguncang selama sepekan terakhir setelah Presiden AS Donald Trump mengatakan bakal mengenakan tarif 10% untuk barang-barang Tiongkok mulai September 2019. Ancaman yang juga diikuti penurunan yuan Tiongkok ikut memicu kekhawatiran perang mata uang.

Yuan Tiongkok menguat terhadap dolar pada hari Kamis, ditopang oleh pertumbuhan ekspor Tiongkok pada Juli.

Reporter: Verda Nano Setiawan