Berita Produksi Indonesia Hari Ini - Info Produksi Dalam Negeri Terkini

Investor masih mengkhawatirkan perkembangan perang dagang yang telah berlangsung selama 16 bulan antara AS dan Tiongkok.

General Motors akan menghentikan seluruh kegiatan penjualan kendaraan mulai Maret tahun depan.

Harga logam timah di Bursa Berjangka hingga September 2019 anjlok di level US$ 16.300 per metrik ton (MT), dibandingkan posisi pada awal tahun.

Pada tahap uji coba akan diproduksi 100 ribu ton bijih emas, dan tahun depan akan ditingkatkan menjadi 180 ribu ton bijih emas.

Persediaan minyak mentah AS naik 3,1 juta barel pekan lalu, jauh di atas ekspektasi analis dengan perkiraan kenaikan 1,6 juta barel.

Dengan memproduksi batu bara berkalori tinggi, perseroan dapat mengoptimalkan margin keuntungan.

Harga minyak mentah berjangka jenis Brent turun US$ 1,57, atau 2,5% ke level US$ 60,81 per barel.

Pemecatan Bolton berdampak pada meningkatnya spekulasi pasar terkait ekspor minyak mentah Iran ke pasar, hingga menyebabkan harga minyak tertekan.

Target produksi tahun ini diharapkan dapat tercapai.

Biaya eksplorasi Juli lalu merupakan tertinggi sepanjang tahun ini.

Harga minyak mentah Brent, berada di level US$ 57,61 per barel, naik 23 sen atau 0,4%, dari penutupan sebelumnya.

Nestle tetap akan berfokus pada pasar domestik karena potensinya besar.

Terdapat sekitar 100 hektare tambak garam di pesisir utara Karawang yang berhenti produksi karena tercemar limbah minyak Pertamina.

Produksi karet diperkirakan turun sebesar 15% karena penyakit akibat jamur pestaliopsis menyerang sentra karet di Indonesia

Emiten kertas kemasan Satyamitra Kemas berencana membangun pabrik baru tahun ini dengan perkiraan kapasitas produksi sebesar 150 ribu ton per tahun.