Deputi Operasi Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Julius Wiratno menyatakan kontraktor Mentari Kuala Pambuang berhasil menemukan minyak di Blok Kuala Pambuang. Perusahaan itu pun tengah uji coba produksi dengan teknik Drill Stem Test (DST) untuk menghitung cadangan minyak di blok migas tersebut.
Adapun, penemuan minyak didapat dari hasil pengeboran sumur eksplorasi dengan kedalaman 3900 kaki. "Sepertinya hasil tes positif minyak, tapi belum konklusif, kami akan sampaikan segera," ujar Julius kepada Katadata.co.id, Jumat (13/12).
SKK Migas pun mencatat ada 10 kegiatan pengeboran sumur eksplorasi yang dikerjakan delapan kontraktor migas, yaitu sumur Kuala Pambuang-1 yang dikerjakan Mentari Pambuang Int Ltd, sumur Belato-2 yang dikerjakan Sele Raya Merangin Dua, sumur Anggun yang dikerjakan Repsol, dan sumur PB-1 oleh Texcal Mahato.
(Baca: Lima Cara SKK Migas Capai Target Produksi 1 Juta Barel Minyak)
Ada juga sumur TJA-001, ASB-002, dan WOL-002 yang dikerjakan Pertamina EP. Sedangkan Pertamina Hulu Energi (PHE) mengerjakan sumur NWY-1 di Blok ONWJ, sumur West Mudi A-11 di Blok Tuban East Java (TEJ), dan sumur Bingo-01 di Blok Kampar.
Dikonfirmasi secara terpisah, Kepala SKK Migas Jawa Bali dan Nusa Tenggara (Jabanusa) Nurwahidi menjelaskan beberapa perkembangan pengeboran sumur eksplorasi di wilayah Jabanusa. Salah satunya sumur West Mudi A-11 di Blok TEJ yang dikerjakan PHE.
Pengeboran sumur tersebut sudah mencapai kedalaman 6500 kaki. Dia pun menargetkan pengeboran dapat rampung dalam waktu satu bulan ke depan. "Belum DST tapi harapannya ada temuan minyak," kata Nurwahidi (13/12).
(Baca: SKK Migas Catat 8 Kontraktor Garap Pengeboran 10 Sumur Eksplorasi)
Berdasarkan data BP cadangan minyak terbukti Indonesia menunjukkan tren penurunan dari tahun ke tahun. Pada 1980, cadangan minyak Indonesia mencapai 11,6 miliar barel namun pada 2017 tinggal 3,17 miliar barel. Angka tersebut di bawah Malaysia sebesar 3,6 miliar barel maupun Vietnam sebanyak 4,4 miliar barel.
Turunnya cadangan minyak tersebut salah satunya disebabkan berkurangnya aktivitas eksplorasi, baik untuk offshore maupun onshore. Pada 2011, realisasi pengeboran bisa mencapai 79 sumur, namun pada 2017 hanya 48 sumur.
Investasi di sektor migas yang membutuhkan dana yang sangat besar, terlebih lagi cadangan minyak nasional berada di lautan menjadi kendala eksplorasi. Data selengkapnya terkait cadangan migas Indonesia dalam grafik Databoks berikut ini: