Cari Cadangan Migas, Pertamina Eksplorasi Dua Lapangan di Kalimantan

Pertamina EP
ilustrasi, dua pekerja Pertamina EP. Pertamina EP akan segera melaksanakan kegiatan eksplorasi migas di dua lapangan yang ada di Kalimantan. Upaya tersebut untuk mencari cadangan migas baru.
5/3/2020, 19.56 WIB

Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi atau SKK Migas menyebut Pertamina EP (PEP) tengah mempersiapkan kegiatan eksplorasi migas di dua lapangan yang berada di Kalimantan. Kegiatan tersebut berupa survei seismik yang bertujuan mencari cadangan migas baru.

Deputi Operasi SKK Migas Julius Wiratno mengatakan survei seismik akan dilaksanakan di Lapangan Sangatta Batu Utak, Kalimantan Timur dan Lapangan Tanjung Barat, Kalimantan Selatan. "Sedang menyelesaikan kegiatan pengadaan jasa pelaksana seismik," ujar Julius kepada katadata.co.id, Kamis (5/3).

Presiden Direktur PEP Nanang Abdul Manaf menjelaskan pihaknya tengah menunggu persetujuan SKK Migas untuk penetapan pemenang tender. Adapun kegiatan survei seismik bakal dilaksanakan pada kuartal III 2020.

"Belum diumumkan, baru minta persetujuan dulu ke SKK Migas," ujar Nanang.

(Baca: Pertamina Tambah Produksi Minyak Dari Pengeboran Sumur di Field Cepu)

Sebelumnya, Nanang menyampaikan rasio produksi minyak perusahaan diproyeksi hanya selama 9,7 tahun dan gas selama 7,8 tahun. Perusahaan pun bakal meningkatkan kegiatan eksplorasi guna meningkatkan cadangan baru.

"Jika tidak ada penemuan lagi atau eksplorasi, maka usia produksi atau lifetime minyak kami tinggal 9,7 tahun lagi," kata Nanang.

PEP mencatat penurunan produksi alamiah (decline) di wilayah operasi perusahaan pada 2012 telah mencapai 26%. Kemudian, decline meningkat hingga 34% pada 2015, saat harga minyak jatuh. 

Sedangkan lifting minyak PEP pada tahun hanya sebesar 82.194 barel per hari (BOPD) atau 96,7% dari target 85 ribu BOPD. Untuk realisasi lifting gas hanya mencapai 749 juta standar kaki kubik per hari (MMscfd) atau 92,5% dari target 768 MMscfd.

(Baca: SKK Migas: Pertamina Bisa Produksi 1 Juta BOPD jika Percepat Investasi)

Reporter: Verda Nano Setiawan