Konsumsi BBM Turun, Pertamina Tetap Tambah Impor Minyak saat Corona

KATADATA
Ilustrasi, kilang minyak. Pertamina menambah impor minyak mentah. Padahal virus corona menurunkan permintaan minyak.
Penulis: Ratna Iskana
3/4/2020, 14.22 WIB

Pertamina memanfaatkan penurunan harga minyak dunia dengan menambah impor minyak mentah. Padahal, konsumsi bahan bakar minyak (BBM) perusahaan itu menurun.

Vice President Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman menyebut penambahan impor tersebut untuk menjamin pasokan energi di Tanah Air. Tambahan pasokan minyak mentah nantiya disimpan dalam tangki darat atau terapung di Indonesia. 

"Tambahan impor minyak mentah akan meningkatkan ketersediaan dalam negeri yang akan diolah di kilang Pertamina," ujar Fajriyah dalam siaran pers pada Jumat (3/4).

Padahal, pasokan BBM Pertamina masih cukup banyak. Perusahaan itu mencatat pasokan untuk produk jenis gasoline seperti Premium, Pertalite, dan Pertamax aman di atas 22 hari. Bahkan pasokan produk Pertamax Turbo mencapai 42 hari dan Minyak Tanah mencapai 89 hari.

Produk jenis gasoil yakni Solar dan Dexlite mencapai level di atas 24 hari. Untuk pasokan Pertamina Dex secara nasional tercatat mencapai 53 hari.

Di sisi lain, Pertamina justru mencatat penurunan konsumsi BBM secara signifikan. "Penurunan konsumsi harian BBM sebesar 16% menjadi 113 juta liter dari rata-rata komsumsi normal harian sebesar 134 juta liter ”kata Fajriyah.

(Baca: Pertamina Tak Pangkas Investasi Migas Meski Harga Minyak Terpuruk

Sedangkan konsumsi elpiji subsidi 3 kg secara harian naik hampir 1% menjadi 22.117 metrik ton dari konsumsi normal sebesar 21.927 metrik ton. Pertamina pun telah menyiapkan pasokan elpiji secara nasional di level 16 hari.

"Walaupun terdapat kuota yang telah diatur oleh regulator, namun disesuaikan dengan permintaan. Penambahan fakultatif dari masing-masing pemerintah daerah dapat diberikan sehingga masyarakat tidak perlu khawatir," ujar Fajriyah.

Lebih lanjut Fajriyah mengatakan banyak konsumen yang beralih ke elpiji nonsubsidi khusus rumah tangga seperti produk Bright Gas kemasan 12 kg dan 5,5 kg. Terbukti dari adanya peningkatan konsumsi produk tersebut hingga 9% dalam 3 minggu terakhir.

“Seluruh operasional perusahaan dari hulu, pengolahan hingga hilir tetap berjalan normal dengan pengaturan personil yang ketat sesuai dengan protokol pencegahan Covid-19. Dalam situasi darurat ini, kami akan tetap bekerja untuk memenuhi kebutuhan energi masyarakat dan mendukung kebijakan pemerintah Stay Safe at Home,”ujarnya.

Untuk penyerapan minyak mentah dalam negeri, Fajriyah mengatakan pihaknya bakal tetap mengambil bagian pemerintah (government intake), anak perusahaan Pertamina, dan pembelian bagian kontraktor kontrak kerja sama (KKKS).

Tercatat sampai akhir Februari 2020, total minyak mentah domestik yang diserap dan diolah Pertamina sebesar 669  MBPD. Jumlah tersebut sekitar 92 persen dari produksi minyak mentah nasional.

 (Baca: Pertamina Pastikan Stok BBM dan Elpiji Tak Terganggu Pandemi Corona)