Anies Mengaku RS di Jakarta Tak Dirancang Terima Ledakan Pasien Corona

ANTARA FOTO/Dewanto Samodro
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (kiri) didampingi Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 yang juga Kepala BNPB Doni Monardo (kanan). Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mendesak perlunya peningkatan fasilitas kesehatan Jakarta, sebab RS yang ada tidak dirancang untuk menerima ledakan pasien.
16/4/2020, 20.55 WIB

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mendesak Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) untuk segera meningkatkan fasilitas kesehatan yang ada di Ibu Kota.

Pasalnya, jumlah pasien positif terinfeksi virus corona (Covid-19) terus bertambah dan kapasitas rumah sakit tidak dirancang dalam situasi terjadinya ledakan jumlah pasien.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, pandemi ini menyebabkan krisis ekonomi yang mengancam keadaan sosial masyarakat. Karena itu harus diantisipasi dengan sangat serius.

“Jumlah kasus meningkat sehingga kita harus bersiap untuk kondisi yang lebih menantang,” kata Anies dalam rapat bersama Timwas Penanggulangan Covid-19 DPR RI, Kamis (16/4).

Berdasarkan catatannya, saat ini terdapat total 190 rumah sakit dengan 100 rumah sakit di antaranya melayani pasien Covid-19 dan 172 rumah sakit merawat pasien dalam pengawasan (PDP). Total kapasitas tempat tidur ada 23.000, total ICU ada 714, total ruang isolasi ada 657 dan ventilator ada 947 buah.

Jika jumlah kasus terus meningkat dengan perkiraan 20% dari kasus positif membutuhkan pelayanan yang intensif, maka fasilitas kesehatan yang sudah ada tidak dapat menampung dengan baik.

(Baca: Positif Corona RI 5.516 Orang, Rekor Tambahan 102 Pasien Sembuh)

Tak hanya itu, Anies juga meminta dukungan pemerintah pusat untuk meningkatkan kapasitas pelaksanaan tes Covid-19, baik tes cepat maupun tes swab, agar deteksi dapat dilakukan lebih cepat.

Sebab, hingga Rabu (15/4) setidaknya ada 1.043 jenazah yang dimakamkan menggunakan protol pemakaman pasien korban Covid-19. Dari data tersebut, belum dapat dipastikan apakah seluruhnya merupakan korban Covid-19 atau bukan, karena belum sempat dites atau masih menunggu hasil.

"Dengan melakukan testing kita akan tahu siapa terinfeksi dan siapa tidak lalu bagi yang terinfeksi bisa langsung diisolasi,” ujarnya.

Adapun hingga hari Kamis (16/4), jumlah orang yang terinfeksi virus ini terus bertambah menjadi 5.516 orang. Jumlah pasien yang telah sembuh mencapai 548 orang, sedangkan 496 dinyatakan meninggal dunia.

"Sehingga total (pasien yang sembuh dari virus corona) menjadi 548 orang," kata juru bicara pemerintah untuk penanganan Covid-19 Achmad Yurianto di Gedung BNPB, Jakarta, Kamis (16/4).

Sedangkan dari laman corona.jakarta.go.id, jumlah kasus positif Covid-19 di Ibu Kota mencapai 2.670 orang. Dari angka tersebut, 202 dinyatakan sembuh dan 248 telah meninggal dunia.

(Baca: Kasus Corona Bertambah, Anies Siapkan Tempat Isolasi di Tiap Kelurahan)

Reporter: Tri Kurnia Yunianto