Harga Minyak Anjlok, Pertamina akan Pangkas Investasi Sektor Hulu 30%

Bernard Chaniago | KATADATA
Ilustrasi, rig pengeboran minyak lepas pantai PT Pertamina. Akibat harga minyak yang anjlok, Pertamina memutuskan memangkas biaya investasi sektor hulu hingga 30%.
21/4/2020, 14.24 WIB

Anjloknya harga minyak membuat perusahaan minyak dan gas (migas) pelat merah PT Pertamina, memangkas investasi sektor hulu tahun ini hingga 30%.

Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menjelaskan, di tengah rendahnya harga minyak dunia saat ini, pihaknya bakal melakukan sejumlah program prioritas dengan melakukan pemangkasan biaya di sektor hulu.

Adapun, prioritas tersebut antara lain, menurunkan belanja modal atau capital expenditure (capex) dan menghemat pengeluaran operasional atau operating expenditure (opex) untuk pengeboran sumur eksplorasi.

"Pemotongan capex di sektor hulu 25%-30%, sehingga dari sisi produksi kita lakukan minimal sekali, baik dari sumur eksplorasi dan eksploitasi," kata Nicke dalam video conference bersama Komisi VII, Selasa (21/4).

Pemangkasan investasi untuk pengeboran baru diperlukan, karena jika diteruskan sumur eksplorasi sulit dihentikan operasionalnya. Pasalnya, dalam proses penutupan sumur, perusahaan juga memerlukan biaya untuk penutupan dan rekativitasi.

Sehingga, untuk sementara Pertamina hanya akan memaksimalkan capaian produksi dari sumur eksisting. Saat ini, produksi sektor hulu Pertamina 80%-90% berasal dari sumur eksisting.

(Baca: Pertama Kali dalam Sejarah, Harga Minyak Anjlok di Bawah US$ 0 / Barel)

Dengan kondisi saat ini, produksi minyak di sektor hulu diproyeksi akan turun sekitar 2% dari 430.000 barel per hari (BOPD) menjadi 421.000 BOPD. Sedangkan produksi gas juga akan ikut turun hingga 4%. Totalnya, produksi sektor hulu Pertamina akan turun sekitar 3%.

Selain itu, Pertamina juga akan melakukan penyesuaian pada produksi kilang, mengingat permintaan kilang Pertamina mengalami penurunan 24% pada Maret 2020 dibandingkan dengan penjualan Januari-Februari 2020.

"Karena itu kami akan lakukan penyesuaian produksi, dengan in take crude Mei 2020 turun 43%. Kemarin kami masih operasikan kilang, sekarang sudah mulai bertahap kurangi produksi kilang, shutdown dan lakukan perawatan," kata dia.

Sebelumnya, dalam Rencana Kerja dan Anggaran atau Work Program & Budget (WP&B) tahun 2020, Pertamina meningkatkan investasi sebesar 84% dibanding tahun lalu.

Dalam WP&B 2020, investasi terbesar Pertamina adalah sektor hulu, dengan target pengeboran 411 sumur eksplorasi, naik 17% dibanding tahun lalu, yang sebanyak 351 sumur eksplorasi.

Adapun, perusahaan mengalokasikan dana investasi sebesar US$ 7,8 miliar atau naik 84% dibanding tahun lalu, yang sebesar US$ 4,2 miliar. Dengan ivestasi terbesar berada di sektor hulu mencapai US$ 3,7 miliar.

(Baca: Konsumsi BBM Anjlok hingga 50%, Pertamina Kurangi Produksi Kilang)

Reporter: Verda Nano Setiawan