Tunggu Desain FEED Rampung, Lokasi Logistik Blok Masela Belum Diputus

Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Ilustrasi, Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto memberikan paparan dalam acara Sarasehan Migas Nasional ke dua dengan tema "Tren Terkini, Peluang dan Terobosan Industri Migas Indonesia Akses Pendanaan Bagi Industri Hulu Migas Indonesia" di Wisma Utama, Jakarta (10/10/2019).
19/11/2019, 11.49 WIB

Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) belum menentukan lokasi penampungan logistik megaproyek Blok Masela. Alasannya, proses lelang pembuatan desain detail (Front End Engineering Design/FEED) fasilitas LNG Blok Masela masih berjalan.

Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan, lembaganya masih mengkaji ulang sarana dan fasilitas yang dapat dimanfaatkan, baru bisa menentukan tempat penampungan logistik Blok Masela. Desain fasilitas LNG Blok Masela juga harus diselesaikan terlebih dulu.

"Perlu dikaji dulu, desain-nya kan belum selesai,” kata Dwi saat ditemui di Gedung Kementerian ESDM, Senin (18/11) malam. Dari kajian itu, SKK Migas dapat mengetahui hal-hal apa saja yang dibutuhkan terkait penampungan logistik Blok Masela.

Dwi mengatakan, sarana dan fasilitas merupakan hal utama yang mendukung pengerjaan proyek Blok Masela. Karena itu, hal ini dikaji terlebih dulu baru menentukan lokasinya.

"Kalau tidak, barang-nya diturunkan ke mana? Itu kami lihat,” kata dia. Di Saumlaki, Maluku misalnya, ada hanggar untuk helikopter. Selain itu, SKK Migas perlu mengkaji beberapa hal lainnya.

(Baca: SKK Migas: Pemilihan Pelabuhan Logistik Blok Masela Harus Lewat Tender)

Sebelumnya, Wakil Kepala SKK Migas Fatar Yani Abdurrahman menyampaikan, pemilihan tempat penampungan logistik proyek Lapangan Abadi Blok Masela harus melalui tender. Dalam proses tender itu, jarak dan biaya menjadi kriteria utama. "Seharusnya tender dan selalu begitu,” kata Fatar.

Ada rencana menggunakan dermaga Samudera Indo Sejahtera sebagai tempat penampungan logistik. Fatar mengatakan, ada kemungkinan perusahaan berminat ikut dalam proyek Blok Masela.

Sebab, pelabuhan yang berada di Kota Tual itu sempat menjadi shorebase untuk kegiatan eksplorasi di wilayah Papua. Shorebase merupakan fasilitas pendukung terpadu untuk industri seperti migas.

Namun, lokasi pelabuhan Samudera Indo Sejahtera sekitar 500 kilometer (km) dari lapangan Gas Abadi Blok Masela. "Yang lebih efisien ya yang paling dekat, responsnya cepat, dia dekat FSPO," kata Fatar.

(Baca: Kementerian ESDM Desak SKK Migas Segera Cari Pembeli Gas Blok Masela)

SKK Migas pun punya opsi menggunakan pelabuhan di Saumlaki, Kabupaten Kepulauan Tanimbar, yang jaraknya hanya 150 km dari proyek Blok Masela. SKK Migas juga telah mengujungi pelabuhan tersebut bersama Gubernur Maluku untuk meninjau kesiapan pelabuhan sebagai penampungan logistik Blok Masela.

Adapun Pemerintah telah menetapkan pembangunan kilang LNG Blok Masela di Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Maluku. Sudah ada penyerahan surat permohonan penetapan lokasi dan surat rekomendasi dari Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto kepada Murad di Ambon, pada Senin, 4 November lalu. Acara itu disaksikan oleh Presiden Inpex Akihiro Watabe dan Kepala DPRD Provinsi Maluku Lucki Wattimury.

(Baca: Kilang LNG Masela Bakal Dibangun di Kabupaten Kepulauan Tanimbar)

Reporter: Verda Nano Setiawan