SKK Migas Kukuh Minta Pertamina Mengebor 100 Sumur di Blok Rokan
SKK Migas meminta Pertamina mengebor 100 sumur baru di Blok Rokan pada 2021. Hal itu untuk menahan penurunan produksi blok migas yang berada di Riau tersebut.
Wakil Kepala SKK Migas Fatar Yani Abdurahman mengatakan laju penurunan produksi Blok Rokan baru bisa ditahan dengan pengeboran minimal 100 sumur. Di sisi lain, Pertamina hanya berencana mengebor 44 sumur.
"Kalau sampai akhir Juli 2021 saja Chevron bisa 100-an sumur dengan lima rig, harusnya Pertamina bisa dengan 13 rig minimal," kata Fatar kepada Katadata.co.id, Rabu (22/4).
Lebih lanjut, menurut Fatar, Pertamina belum menyampaikan rencana pengeboran di Blok Rokan. Dengan begitu, SKK Migas belum bisa menghitung laju produksi di blok tersebut jika Pertamina hanya mengebor 44 sumur.
Di samping itu, pihaknya bersama Chevron Pacific Indonesia berusaha merampungkan proses administrasi untuk memulai pengeboran pada tahun ini. Adapun nilai investasi kegiatan itu mencapai US$ 152 juta atau setara Rp 2,38 triliun.
"Mudah-mudahan minggu ini selesai sebelum dibawa ke Kementerian ESDM," kata dia.
(Baca: SKK Migas: Chevron Siapkan Rp 2,38 Triliun untuk Mengebor Blok Rokan)
Pertamina sebelumnya menyatakan bakal mengebor 44 sumur baru di Blok Rokan mulai Agustus 2021. Perusahaan pelat merah itu beralasan waktu yang sempit tak memungkinkan perusahaan mengebor lebih banyak.
“Karena waktu operasional tersisa empat bulan pada 2021, maka pengeboran 44 sumur tersebut akan difokuskan pada upaya menahan laju penurunan produksi,” kata Vice President Corporate Communicatioan Pertamina Fajriyah Usman dalam siaran pers pada Selasa (21/4).
Lebih lanjut, Fajriyah mengatakan, pihaknya tengah mempersiapkan program pengeboran termasuk pengadaan logistik, rig dan pekerja. Dengan begitu, Pertamina dapat langsung mengebor Blok Rokan setelah alih kelola pada Agustus 2021.
Sedangkan pengeboran sumur untuk meningkatkan produksi akan dilaksanakan secara bertahap pada tahun-tahun berikutnya. Di sisi lain, Fajriyah berharap Chevron dapat merealisasikan program pengeboran sebelum alih kelola.
Dengan begitu, penurunan produksi Blok Rokan berada pada tingkat yang wajar. "Pertamina Hulu Rokan siap memperpanjang kontrak program pengeboran setelah alih kelola sehingga jumlah rig dan sumur pemboran dapat mencapai angka yang lebih tinggi," ujar Fajriyah.
Menurut dia, laju penurunan produksi di Blok Rokan saat ini terjadi karena blok tersebut telah beroperasi lebih dari 50 tahun. Terlebih sejak 2019 tidak ada pengeboran sumur baru.
Pertamina pun memperkirakan laju penurunan produksi blok tersebut mencapai 25 persen. Perusahaan pun telah menyiapkan program optimasilisasi pengembangan lapangan produksi baik melalui kegiatan Primary, Secondary / Waterflood maupun Tertiary Recovery (Steamflood dan Chemical EOR).
(Baca: Pertamina Putuskan Mengebor 44 Sumur Blok Rokan Tahun Depan)