Cadangan Devisa RI Juni 2025 Naik Tipis Imbas Penerbitan Obligasi Global

Rahayu Subekti
7 Juli 2025, 10:56
Warga mencari informasi mengenai Surat Berharga Negara (SBN) jenis Sukuk Tabungan Seri ST014 di Semarang, Jawa Tengah, Senin (14/4/2025).
ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/foc.
Warga mencari informasi mengenai Surat Berharga Negara (SBN) jenis Sukuk Tabungan Seri ST014 di Semarang, Jawa Tengah, Senin (14/4/2025).
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Bank Indonesia atau BI melaporkan posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Juni 2025 mencapai sebesar US$ 152,6 miliar. Angka ini naik tipis dibandingkan posisi pada akhir Mei 2025 yaitu US$ 152,5 miliar.

“Kenaikan posisi cadangan devisa tersebut antara lain bersumber dari penerimaan pajak dan jasa serta penerbitan global bond pemerintah,” kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Ramdan Denny Prakoso dalam pernyataan tertulisnya, Senin (7/7)

Denny menjelaskan kenaikan cadangan devisa juga terjadi di tengah kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah, sebagai respons Bank Indonesia dalam menghadapi ketidakpastian pasar keuangan global yang tetap tinggi.

Menurutnya, posisi cadangan devisa pada akhir Juni 2025 cukup kuat karena mampu membiayai 6,4 bulan impor atau 6,2 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah. Jumlah ini juga jauh di atas standar kecukupan internasional sekitar tiga bulan impor.

“Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan,” ujar Denny.

Ke depan, ia memastikan Bank Indonesia memandang posisi cadangan devisa memadai untuk mendukung ketahanan sektor eksternal. Hal ini sejalan dengan prospek ekspor yang tetap terjaga, neraca transaksi modal, dan finansial yang diperkirakan tetap mencatatkan surplus.

Ia menambahkan, kenaikan cadangan devisa ini juga disertai persepsi positif investor terhadap prospek perekonomian domestik dan imbal hasil investasi yang menarik. Ia memastikan Bank Indonesia terus meningkatkan sinergi dengan pemerintah dalam memperkuat ketahanan eksternal.

“Ini dilakukan guna menjaga stabilitas perekonomian untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan,” kata Denny. 

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Rahayu Subekti

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...