PMI Manufaktur RI Cetak Rekor Tertinggi, Kemenkeu Tetap Waspadai Risiko Global

Rahayu Subekti
4 Maret 2025, 11:40
manufaktur
ANTARA/Agatha Olivia Victoria
Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kemenkeu Febrio Kacaribu
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Purchasing Manager’s Index (PMI) Manufaktur Indonesia menunjukkan tren positif sejak awal tahun ini. Berdasarkan laporan S&P Global Purchasing Manager’s Index Februari 2025, PMI manufaktur Indonesia meningkat ke level 53,6 dari bulan sebelumnya yang berada di angka 51,9.

“Ini (level PMI Manufaktur Indonesia) tertinggi dalam 11 bulan terakhir,” kata Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu dalam pernyataan tertulis, Senin (3/3).

Secara global, PMI Manufaktur Indonesia menjadi yang tertinggi setelah India. Febrio menjelaskan, peningkatan ini didorong oleh lonjakan pesanan baru, peningkatan produksi, serta aktivitas pembelian yang lebih baik.

“Meskipun perekonomian global dan situasi geopolitik saat ini membawa tantangan besar dan sulit diprediksi, capaian ini memberikan harapan bagi pertumbuhan ekonomi nasional,” ujar Febrio.

Antisipasi Tantangan Global

Febrio menegaskan bahwa pemerintah tetap bersikap antisipatif terhadap perubahan kondisi global. Kebijakan terus diperkuat untuk mendukung sektor manufaktur serta menjaga pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Sejalan dengan tren global, sebagian besar negara juga mengalami perbaikan PMI meskipun masih dalam zona kontraksi. Sementara itu, beberapa mitra dagang utama Indonesia mencatatkan ekspansi, seperti Amerika Serikat yang mencapai level 51,6, China 50,8, dan India 57,1.

“Ini menunjukkan permintaan global yang tetap solid, namun ketidakpastian ekonomi global serta dinamika geopolitik tetap menjadi faktor yang perlu diwaspadai,” ujar Febrio.

Ketahanan Konsumsi Domestik

Selain sektor manufaktur, indikator konsumsi domestik juga menunjukkan ketahanan di tengah tantangan global. Indeks Kepuasan Konsumen (IKK) tercatat di level 127,2 pada Januari 2025 dan diharapkan tetap ekspansif dalam menghadapi tantangan ekonomi.

Sementara itu, Indeks Penjualan Ritel (IPR) tetap tumbuh sebesar 0,4% pada Januari 2025. “Ini mencerminkan daya beli masyarakat yang masih terjaga,” kata Febrio.

Ia menambahkan bahwa perkembangan ini memberikan harapan bahwa konsumsi domestik dapat menjadi pilar utama dalam menjaga stabilitas harga dan meningkatkan kepercayaan konsumen demi pertumbuhan ekonomi yang lebih kuat.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Rahayu Subekti

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...