Empat Saran Bank Dunia Agar Ekonomi Indonesia Cepat Pulih dari Pandemi
Bank Dunia memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mengalami perlambatan tahun ini. Agar ekonomi Indonesia cepat pulih akibat pandemi corona, Bank Dunia menyarankan pemerintah memberikan subsidi bagi usaha kecil, dan insentif bagi perusahaan besar.
Kepala Ekonom Bank Dunia untuk Asia Timur dan Pasifik Aaditya Mattoo mengatakan, guncangan ekonomi saat pandemi dirasakan secara global. Meskipun beberapa negara bisa selamat dari resesi, namun tetap saja akan ada perlambatan.
Bahkan, Bank Dunia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini hanya sampai 2,1% secara tahunan (year on year/yoy). Padahal Bank Indonesia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi sampai 4,2 sampai 4,6% tahun ini. "Ini wabah yang besar. Sangat sulit bagi negara untuk bisa pulih dengan baik," kata dia dalam video conference pada Sabtu (24/4).
(Baca: 5 Tips Jalankan Usaha di Tengah Pandemi Covid-19)
Menurut Mattoo, pemerintah harus merespons pandemi ini dengan kebijakan yang benar-benar progresif. Berikut beberapa anjurannya:
1. Pertahankan physical distancing
Mattoo menyarankan pemerintah Indonesia terus mempertahankan kebijakan jaga jarak fisik (physical distancing). Malah, apabila diperlukan, Pemerintah bisa ambil tindakan lockdown.
Memang menurutnya akan terjadi tarik ulur (trade-off). Sebab, ketika dua perlima populasi dunia menerapkan lockdown yang membuat bisnis dan transportasi tutup. Bagaimanapun, hal itu dinilainya penting demi menekan risiko penyebaran covid-19.
2. Subsidi upah UMKM
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) terpukul oleh physical distancing dan Pembatasan Sosial Berskala Besar atau PSBB. Memberikan subsidi akan menghindarkan kelompok usaha ini dari kebangkrutan. "Bantuan tunai dapat membantu UMKM agar bertahan. Subsidi upah dapat mempercepat pemulihan perusahaan," ujar dia.
Bank Dunia memperkirakan, apabila situasi pandemi memburuk, jumlah penduduk miskin di kawasan Asia Timur dan Pasifik berpotensi bertambah hingga 11 juta orang.
(Baca: Hari Belanja Brand Lokal, Pesta Diskon Lebih dari 1.000 Merek Nasional)
3. Insentif bagi perusahaan untuk menghindari PHK
Mattoo juga menekankan pentingnya pemerintah memberikan insentif bagi perusahaan untuk mengurangi angka PHK. "Lindungi hubungan pekerja dan perusahaan, bantu perusahaan mempertahankan pekerja," kata dia.
Pandemi corona memang berpotensi menciptakan lonjakan jumlah pengangguran di dalam negeri. Center of Reform on Economics (CORE) memperkirakan, jumlah pengangguran terbuka di Indonesia pada kuartal II 2020 akan bertambah 4,25 juta orang.
Angka tersebut merupakan proyeksi yang dibuat CORE berdasarkan skenario ringan dampak pandemi corona. Sementara pada skenario sedang akan terdapat tambahan 6,68 juta orang yang menganggur, sedangkan pada skenario berat sebanyak 9,35 juta orang.
(Baca: Asosiasi Pengusaha Desak Jokowi Segera Beri Keringanan Pajak dan Utang)
4. Kerja sama internasional
Pandemi Covid-19 tidak mengenal batas negara. Karena itu, penting bagi Indonesia untuk tetap lakukan kerja sama internasional demi penuhi kebutuhan logistik.
Managing Director Bank Dunia Mari Elka Pangestu mengatakan, meskipun tiap negara mempunyai penanganan covid-19 berbeda-beda, namun kolaborasi harus dilakukan. "Kolaborasi internasional itu pasti. Ini agar logistik mengalir. Kerjasama global selain untuk penyediaan alat kesehatan juga untuk ketersediaan makanan," ujar Mari.