Chatib Basri: Dampak Virus Corona Kecil terhadap Ekonomi Indonesia

Image title
18 Februari 2020, 17:35
virus corona, pertumbuhan ekonomi
ANTARA FOTO/Fikri Yusuf
Ilustrasi, tim medis menangani pasien saat simulasi penanganan pasien virus Corona di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah, Denpasar, Bali, Rabu (12/2/2020). Mantan Menteri Keuangan Chatib Basri menilai dampak virus corona terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia relatif kecil.
Button AI SummarizeBuat ringkasan dengan AI

Mantan Menteri Keuangan Chatib Basri menilai dampak virus corona terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia relatif kecil. Sebab, pertumbuhan ekonomi masih ditopang konsumsi dalam negeri.

Bercermin dari wabah infeksi saluran pernapasan akut (SARS), pertumbuhan ekonomi Tiongkok pada kuartal I 2003 sempat turun dari 11% menjadi 9% karena aktivitas perdagangan dan perjalanan terhenti.

Namun, perekonomian Negeri Panda tersebut kembali naik menjadi 10% pada kuartal II 2003. Kemudian, pada kuartal ketiga dan keempat 2003, ekonomi Tiongkok mulai stabil.

"Untuk setahun penuh, ekonomi Tiongkok hanya turun sekitar 1% karena SARS," ujar Chatib di Jakarta pada Selasa (18/2).

Jika mengikuti pola SARS, Chatib menyebut dampak virus corona terhadap penurunan ekonomi Indonesia bisa turun sekitar 0,1-0,3%. Jika pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun lalu sebesar 5%, maka pertumbuhan ekonomi turun berkisar 4,7-4,9%.

Penurunan tersebut berasal dari turunnya ekspor dan impor. "Sektor yang bakal kena dampak pada perdagangan karena sumber dari luar. Ekspor dan impor kita juga akan mulai melambat karena aktivitasnya terganggu akhirnya barangnya tidak ada di sini sehingga harganya naik," kata dia.

(Baca: Ekspor Merosot, Mendag Tuding Biang Keladinya Wabah Corona Tiongkok)

Oleh karena itu, pemerintah sebaiknya menjaga konsumsi dalam negeri. Beberapa cara mendorong konsumsi masyarakat diantaranya memberi bantuan langsung tunai, program kartu prakerja, diskon penginapan untuk wisatawan domestik, hingga menggelar rapat pemerintah di daerah.

"Kalau efek dari luar maka perlu antisipasi mendorong dari dalam (negeri)," kata dia.

Lebih lanjut, Chatib mengatakan usulan pengusaha untuk diversifikasi produk perdagangan atau ekspor tidak efektif untuk mengurangi dampak virus corona terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Sebelumnya, Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) mendorong pemerintah mendiversifikasi produk perdagangan atau pasar di tengah ancaman wabah virus corona. Hal tersebut merupakan salah satu upaya menjaga pertumbuhan ekonomi dalam negeri di tengah ancaman perlambatan ekonomi Tiongkok akibat wabah.

Penyebaran virus corona yang semakin masif, berpotensi menyebabkan ekonomi Tiongkok melambat sebesar 1%-2% dan berdampak terhadap ekonomi hampir di semua negara. Sebab, Negeri Tirai Bambu itu memiliki hubungan dagang dengan hampir seluruh negara di dunia.

Wakil Ketua Kadin Bidang Hubungan Internasional Shinta W Kamdani mengatakan penurunan pertumbuhan ekonomi Tiongkok 1% bisa berdampak negatif terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 0,3-0,6%. Oleh sebab itu, diversifikasi perdagangan dipercaya akan mampu menjaga pertumbuhan ekonomi.

"Kalau kita bisa prudent, menjaga stabilitas makro ekonomi dengan mendiversifikasi perdagangan dengan lebih gencar, maka tidak ada alasan untuk khawatir Indonesia akan resesi hanya karena pertumbuhan Tiongkok turun 1-2%," kata dia saat dihubungi Katadata.co.id, Jumat (14/2).

(Baca: Impor Hewan Hidup dari Tiongkok Anjlok 80% pada Januari)

Reporter: Tri Kurnia Yunianto
Editor: Ratna Iskana

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...