Rupiah Melemah di Tengah Ramalan IMF Ekonomi Global 2020 Lebih Buruk

Agatha Olivia Victoria
5 Maret 2020, 09:11
imf, rupiah, pertumbuhan ekonomi global
ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
Ilustrasi. Nilai tukar rupiah pada Kamis (5/3) dibuka melemah 0,3% ke level Rp 14.155 pper dolar AS
Button AI SummarizeBuat ringkasan dengan AI

Nilai tukar rupiah pada pembukaan pasar spot pagi ini, Kamis (5/3) melemah 0,3% ke level Rp 14.155 pper dolar AS, setelah melesat 1,19% pada perdagangan kemarin. 

Selain rupiah, beberapa mata uang Asia turut melemah. Mengutip Bloomberg, dolar Singapura turun 0,04%, dolar Taiwan 0,01%, peso Filipina 0,06%, dan baht Thailand 0,05%.

Namun, mayoritas mata uang Asia justru menguat. Yen Jepang naik 0,02%, dolar Hong Kong 0,01%, won Korea Selatan 0,11%, rupee India 0,1%, yuan Tiongkok 0,5%, dan ringgit Malaysia 0,17%.

Sementara indeks dolar AS terhadap seluruh mata uang menguat 0,04% ke level 97,37. 

(Baca: IMF Siapkan Pinjaman Rp 705 T untuk Penanganan Virus Corona)

Vice President Monex Investindo Futures Ariston Tjendra menilai, sentimen stimulus masih menjadi positif untuk aset berisiko. "Namun demikian, isu pelambatan pertumbuhan ekonomi bisa menjadi penekan rupiah," kata Tjendra kepada Katadata.co.id, Kamis (5/3).

Pemerintah sebelmnya juga memperkirakan pertumbuhan ekonomi kuartal I 2020 akan berada di bawah 5% akibat  penyebaran virus corona.

Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva dalam konferensi pers bersama Bank Dunia  pada Rabu (4/3) waktu Washington menyebut pertumbuhan ekonomi tahun ini akan berada di bawah tahun lalu akibat dampak virus corona. Bank Dunia sebelumnya memproyeksi pertumbuhan ekonomi global tahun ini akan mencapai 3,3%, lebih tinggi dibandingkan tahun lalu sebesar 2,9%.

Kurang dari dua pekan lalu, IMF mengatakan kepada para pemimpin keuangan G20 di Arab Saudi, penyebaran virus corona akan memangkas 0,1% dari proyeksi pertumbuhan global sebelumnya. Proyeksi tersebut menggunakan skenario yang lebih ringan dengan ekspektasi sebagian besar penyebaran virus corona terjadi di Tiongkok.

"Pandangan itu berubah selama sepekan terakhir karena virus menyebar dengan cepat di luar Tiongkok ke lebih dari 70 negara," ujar Georgieva dikutip dari siaran pers, Kamis (5/3).

(Baca: The Fed Pangkas Bunga, Mengapa Bank Sentral Lain Tak Tergesa Respons?)

Sementara itu, Wall Street mulai pulih pada Rabu (4/3) waktu setempat. Dow Jones Industrial Average melonjak 4,53%, S&P 500 Index 4,22%, dan Nasdaq Composite Index 3,85%. Ketiga indeks itu pada perdagangan sehari sebelumnya rontok sekitar 3% usai bank sentral AS menurunkan suku bunga acuan untuk menangkal dampak virus corona.

Bursa saham AS kembali menghijau ditopang kemenangan Joe Biden sebagai kandidat presiden AS dari Partai Demokrat. Selain itu, terdapat kabar stok alat medis yang meningkat dan rilis data yang menunjukkan fundamental ekomomi AS yang solid di tengah kekhawatiran virus corona.

Sementara itu, harga emas di pasar spot pagi ini stagnan US$ 1.639 per ons. 

Tjendra memperkirakan rupaih akan bergerak melemah hari ini. "Potensi rupiah hari ini di antara Rp 14.110 - 14.200 per dolar AS," ujarnya.

Reporter: Agatha Olivia Victoria
Editor: Agustiyanti

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...